RASA YANG BERBEDA

Firman Tuhan: Markus 5:21-34
“Sebab katanya: “Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh.” Markus 5:28
Dalam kehidupan zaman sekarang begitu mudah seseorg menjadi patah semangat, pasrah, mundur dan minder. Kita sering mendengar kata-kata bernada pesimis “tidak usah lah”, “begitu aja lah”, “sudah lah”, “malas repot ah”, dan kata-kata lainnya. Dalam posisi ini tidak ada lagi rasa (hilang rasa), sehingga menjadi pasrah. Padahal rasa sangat mempengaruhi dalam banyak hal.
Mari kita melihat beberapa poin penting dari bacaan:
- Yesus hanya lewat artinya waktu untuk berjumpa dengan Dia
- Ada kerumunan orang (berdesak-desakan), sehingga untuk bisa menyentuh dan berbicara langsung dengan Yesus tentu sulit.
- Perempuan itu baru mendengar berita tentang Yesus, belum pernah bertemu secara langsung, namun ia langsung percaya bahwa Ia mampu menyembuhkan dia (asal kujamah jubah-Nya).
Pertanyaan pentingnya: dari mana perempuan itu mendapat ide bahwa asal dia menjamah jubah Yesus maka dia akan sembuh?, Seolah-olah sudah ada jaminan disana, meskipun peluang untuk bisa menyentuh jubah Yesus kecil dan sulit. Namun nyatanya ia berhasil.
Apa yg membuat perempuan itu berhasil? Padahal dalam kondisi tak berdaya, sudah 12 tahun pendarahan, sudah berusaha berobat kemana-mana tetapi tidak sembuh. Dalam kondisi yang sangat lemah secara fisik, namun dia mampu menerobos kerumunan orang banyak. Ia tetap berusaha menggapai Tuhan. Karena dia memiliki keyakinan yang penuh (power full), niat, tekad dan imannya tulus.
Sehingga, pada saat dia sentuh jubah Tuhan, Yesus langsung berbalik dan berkata “siapa yang pegang jubahKu?”. Yesus merasakan ada sebuah sentuhan yang rasanya lain, berbeda. Padahal dalam suasana berdesak-desakan sehingga tentu banyak yang menyentuh jubah Yesus. Tapi dari sekian banyak sentuhan itu, hanya satu yg terasa berbeda dan dirasakan oleh Yesus.
Belajar dari demonstrasi iman ini, pertanyaan pentingnya bagi kita adalah mampukah kita memberi rasa yang berbeda sebagai buah dari iman kita? Betapa sering dalam hidup kita kehilangan iman, kehilangan harapan, dan menjadi pasrah. Kadang yang terjadi pada saat keadaan sulit adalah menggerutu seolah-olah Tuhan tidak adil.
Saudara, hanya pada waktu kita memakai kacamata iman, kuasa-Nya yang dahsyat akan menjadi nyata. Bukan soal kamu siapa, bukan soal apa jabatanmu, bukan soal kamu hebat, tapi soal imanmu seperti apa, itulah yang memberi dampak dan rasa yg berbeda. Terus bangun hubungan intim dgn Tuhan, jangan asal berkerumun tapi mesti menjamah
Inspirasi: Apakah pelayanan kita sudah memberi rasa? Atau baru sekedar rutinitas tanpa dampak apa-apa
LPMI/ Fiktor Parantang
Recommended Posts

Membela yang Salah!!!
Oktober 15, 2025
Terus Berjuang
Oktober 14, 2025

Pendukung Pemimpin
Oktober 13, 2025