KEKUATAN ORANG MERDEKA

KEKUATAN ORANG MERDEKA

Firman Tuhan: Roma 15:1-7

 “Kita, yang kuat, wajib menanggung kelemahan orang yang tidak kuat dan jangan mencari kesenangan kita sendiri.” (Roma 15:1)

 

Dalam sebuah artikel tertulis, “A strong man stands up for himself. A stronger man stands for others.” Kelihatan mirip namun ternyata sangat berbeda. Yang satu kuat bagi diri sendiri, yang satunya lagi, lebih kuat bagi orang lain. Ada bedanya pula orang yang ‘merasa’ dirinya kuat, dengan orang yang merasa dirinya lemah. Seperti kata-kata rasul Paulus, yang kedengarannya agak filosofis, “Jika aku lemah maka aku kuat.” (2 Korintus 12:10).

Namun dalam bagian ini, Paulus menggolongkan dirinya sendiri dengan orang-orang kudus yang kuat imannya ketika ia membicarakan suatu masalah dasar – sifat mementingkan diri sendiri. Apakah seorang Kristen yang kuat imannya mengira ia sedang membuat suatu pengorbanan yang besar dengan menjauhkan diri dari makanan dan minuman? Maka biarlah ia mengukur pengorbanannya dengan korban Kristus. Tidak satu pun pengorbanan dapat kita buat untuk menandingi pengorban Kristus di Golgota.” (Warren Wiersbe). Kristus adalah contoh terbaik dalam hal ini. Kalau Ia mementingkan diri sendiri, tak akan mungkin Ia rela menanggung dosa manusia, di atas kayu salib. Ia yang adalah Allah yang berkuasa telah rela menderita bagi kepentingan kita, bagaimana mungkin kita tidak melihat teladan- Nya? (cf. Filipi 2:1-11). Bukan satu hal yang mudah untuk ‘menyalibkan’ kodrat kedagingan- egoisme, yang seringkali orang katakan, “mau menang sendiri, mau kuat sendiri, dan sebagainya. Namun, apabila di dalamnya ada saling memerhatikan, maka orang yang tadinya merasa asing, merasa dirinya lemah, menjadi kuat dan menikmati indahnya kekeluargaan di dalam Tuhan. Ini yang disebutkan Barclay sebagai salah satu tanda persekutuan, yaitu “saling memperhatikan di antara anggotanya.” Komunitas gereja masa kini sedang diuji, apakah masih menunjukkan sikap mutual (saling) memperhatikan satu sama lain. Jika di dalam gereja saja tidak ada keserasian, bagaimana di tengah masyarakat?

 

Inspirasi: “Christian liberty was allowed not for our pleasure but for the glory of God, and the good of others.” Kita dimerdekakan bukan untuk kepentingan diri sendiri tetapi bagi kemuliaan Allah dan kebaikan sesama.” (Matthew Henry).

 

LPMI/BB

share

Recommended Posts