70X7
Bacaan: Matius 18:1-22
Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: “Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?” Yesus berkata kepadanya: “Bukan! Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. Matius 18:21,22.
Satu kali kau sakiti hati ini masih kumaafkan. Dua kali kau sakiti hati ini juga kumaafkan, tapi jangan kau coba tiga kaliJangan oh janganlah. Cukuplah sudah cukuplah sudah, jangan kau ulang lagi. Sebagian syair lagu yang dipopulerkan Tagor Pangaribuan
Syair lagu ini menyatakan kesiapannya untuk mengampuni kesalahan sebanyak dua kali, bahkan ketika hatinya telah terluka. Ini menggambarkan pengampunan awal yang mungkin masih terbatas. Namun, saat penyanyi mengatakan, Tapi jangan kau coba tiga kali, Jangan oh janganlah, ia menekankan bahwa setiap orang memiliki batas kesabaran dalam mengampuni.
Manusia, mungkin memiliki batasan dalam mengampuni, pertanyaan Petrus kepada Yesus tentang sejauh mana ia harus mengampuni saudaranya mencerminkan pertanyaan yang seringkali muncul dalam kehidupan kita. Namun, jawaban Yesus mengajarkan kita sebuah pelajaran yang mendalam. Ketika Yesus berkata, “Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali”. Dia tidak hanya mengajarkan tentang seberapa sering kita harus mengampuni, tetapi juga tentang kedalaman dan keluasannya. Yesus ingin kita memahami bahwa pengampunan bukanlah tindakan yang hanya diukur dengan angka, tetapi sebuah sikap hati yang tak terbatas. Kita harus belajar untuk mengampuni berulang kali, bahkan ketika kita merasa terluka atau disakiti. Tuhan Yesus dalam menjalani kehidupannya sebagai manusia, telah memberi teladan hidup, bagaimana memberi pengampunan, dan kilimaks pengampunannya ketika tergantung di atas kayu salib, dan mengatakan “ Bapa ampuni mereka, sebab mereka tidak tau apa yang mereka perbuat”.
Pengampunan sesungguhnya adalah tindakan luar biasa dari kasih Allah. Ketika kita memahami betapa besar kasih-Nya kepada kita yang sering kali berdosa, kita akan lebih mudah untuk memberikan pengampunan kepada sesama. Pengampunan adalah sarana untuk memulihkan hubungan, menghapus dendam, dan menggantikannya dengan kasih. Dan mengajarkan kita tentang kerendahan hati. Ketika kita memilih untuk mengampuni tanpa syarat, kita melepaskan hak kita untuk membalas dendam. Kita mengikuti teladan Yesus yang memberikan pengampunan kepada mereka yang telah menyalibkan-Nya.
Saudara sejau mana kita dengan tulus hati mengampuni saudara kita, teman kerja, pasangan kita, atau hamba Tuhan di gereja kita, yang telah menyakiti hati kita?. Jangan keraskan hati kita, bukankah akan lebih damai dan bahagia yang kita rasakan ketika kita melepaskan pengampunan?. Dalam minggu ini datangi atau telpon, chat orang yang telah menyakiti dan katakan aku sudah mengampunimu.
Inspirasi: Pengampunan merupakan jalan bagi pengampunan-Nya.
(LPMI/Yunus Siang)
Recommended Posts
Kemenangan yang Menguatkan
November 22, 2024
Semangat Pahlawan, Iman yang Tak Tergoyahkan
November 21, 2024
Berdiri Teguh di Tengah Tantangan
November 20, 2024