BUKAN KALENG – KALENG

BUKAN KALENG - KALENG

Bacaan Lukas 15:1-7

Perumpamaan tentang domba yang hilang

15:1 Para pemungut cukai s  dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. 15:2 Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: “Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka. t 15:3 Lalu Ia mengatakan perumpamaan u  ini kepada mereka: 15:4 1 “Siapakah di antara kamu yang mempunyai seratus ekor domba, dan jikalau ia kehilangan seekor di antaranya, tidak meninggalkan yang sembilan puluh sembilan ekor di padang gurun dan pergi mencari yang sesat itu sampai ia menemukannya? v  15:5 Dan kalau ia telah menemukannya, ia meletakkannya di atas bahunya dengan gembira, 15:6 dan setibanya di rumah ia memanggil sahabat-sahabat dan tetangga-tetangganya serta berkata kepada mereka: Bersukacitalah bersama-sama dengan aku, sebab dombaku w yang hilang itu telah kutemukan. 15:7 Aku berkata kepadamu: Demikian juga akan ada sukacita di sorga 2  karena satu orang berdosa yang bertobat, lebih dari pada sukacita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan. x 

Bahasa ini sebenarnya sudah lama populer di Medan, Sumatera Utara, tapi populer di Indonesia karena Mael Lee, seorang selebgram dengan ke asburd an nya, juga salah satu konten kreator di YouTube yang menjadikan bukan kaleng-kaleng sebagai jargon andalannya. Artinya secara harfiah berarti “Bukan Sembarangan”
Bukan kaleng-kaleng adalah sebuah kata yang menolak anggapan yang buruk, menolak anggapan tidak bisa dipercaya, menolak anggapan tidak berkualitas, menolak anggapan abal-abal, dan menolak anggapan tidak jelas.

Bacaan hari ini menggambarkan betapa pemilik domba itu juga menyatakan ungkapan perhatian dan kasihnya kepada benda-benda miliknya yang bukan kaleng kaleng itu dengan mengajak orang lain bersukacita bersamanya (ayat 6,9). Ungkapan itu lebih dari sekadar kegembiraan karena mendapat hadiah atau memenangkan undian. Ungkapan itu menyatakan hati yang penuh dengan kasih dan penghargaan yang tinggi terhadap harta miliknya itu.
Kalau untuk domba seseorang rela bersusah payah untuk mencari dan menemukannya, lebih lagi Tuhan yang empunya manusia. Dia mengurbankan diri-Nya untuk keselamatan dan hidup yang kekal kita. Malaikat-malaikat di surga yang mengenal isi hati Allah pun turut berpartisipasi merayakannya dengan sukacita (ayat 7,10).
Sudahlah pasti kita sangat berharga di mata-Nya dan layak dikasihi-Nya. Kita adalah manusia ciptaan Tuhan bukan kaleng-kaleng, semua berharga untuk diselamatkan Tuhan.

(FK)

Foto: Istimewa

Share

Recent Sermons