HIDUP MEMANDANG SALIB

Bacaan  1 Petrus 2 :19-25

2:19 Sebab adalah kasih karunia, jika seorang karena sadar akan kehendak Allah k  menanggung penderitaan yang tidak harus ia tanggung. 2:20 Sebab dapatkah disebut pujian, jika kamu menderita pukulan karena kamu berbuat dosa? Tetapi jika kamu berbuat baik dan karena itu kamu harus menderita, maka itu adalah kasih karunia pada Allah. l  2:21 Sebab untuk itulah m  kamu dipanggil, n  karena Kristuspun telah menderita untuk kamu o  dan telah meninggalkan teladan p  bagimu, supaya kamu mengikuti jejak-Nya 1 2:22 Ia tidak berbuat dosa, q  dan tipu tidak ada dalam mulut-Nya. r  2:23 Ketika Ia dicaci maki, s  Ia tidak membalas dengan mencaci maki; ketika Ia menderita, Ia tidak mengancam, t  tetapi Ia menyerahkannya u  kepada Dia, yang menghakimi dengan adil. v  2:24 Ia sendiri telah memikul dosa kita 2  w  di dalam tubuh-Nya di kayu salib, x  supaya kita, yang telah mati terhadap dosa, y  hidup untuk kebenaran. Oleh bilur-bilur-Nya kamu telah sembuh. z  2:25 Sebab dahulu kamu sesat a  seperti domba, tetapi sekarang kamu telah kembali kepada gembala b  dan pemelihara jiwamu. c 

 

Pandemi Covid-19 sesungguhnya adalah sebuah wake-up call bagi umat manusia di mana saja. Tuhan sedang menyadarkan manusia di seluruh bumi ini bahwa mereka semua hanya memiliki “little power” di tengah kelumpuhan di segala sektor kehidupan saat ini. Begitu fanakah kehidupan manusia modern sekarang ini? Tidak adakah yang namanya pengharapan di tengah kerawanan dan kerapuhan hidup manusia masa kini? 

Umat Kristen di seluruh Indonesia. Kita semua mengalami dampak Covid-19 dan banyak dari kita yang sudah mendengar bahwa dalam menghadapi Covid-19 kita perlu melakukan 3 wajib yaitu wajib iman, wajib aman, dan wajib imun. Wajib aman kita harus memakai masker secara benar, selalu mencuci tangan dengan sabun dan air yang mengalir, selalu menjaga jarak, membatasi mobilitas dan menjauhi kerumunan atau tidak menyebabkan kerumunan

Penderitaan tidak pernah lepas dari hidup manusia. Sebab manusia yang ada di dunia adalah berdosa. Namun, kita perlu membedakan antara penderitaan yang disebabkan karena kesalahan diri sendiri atau karena iman. Penderitaan karena kesalahan diri tentu tak patut dipuji, justru dijadikan sebagai cara untuk memperbaiki diri. Penderitaan karena iman dilihat sebagai ganjaran yang mesti kita terima. Meski sebagai sebuah kasih karunia dari Allah, terkadang harus diakui terasa berat untuk ditanggung.

Banyak yang meninggalkan Tuhan karena tidak kuat dengan tekanan, penderitaan, dan kesuskesan hidup. Saat kita menderita, marilah kita selalu memandang penderitaan Yesus yang jauh lebih besar. Mari ikuti teladan Yesus sebagai bentuk kesungguhan kita mengikuti-Nya. Teruslah beriman hanya kepada-Nya, selalu bersekutu dengan Dia, dengan erat bersandar dan menyerahkan diri kita hanya kepada-Nya. Yesus Kristus sumber kekuatan kita hari ini sampai  selama-lamanya.

 

(FK)

Photo: istimewa

 

Share

Recent Sermons