MENGAPA HARUS JENGKEL

MENGAPA HARUS JENGKEL

Bacaan: Matius 21 : 12 – 17

Yesus menyucikan Bait Allah

21:12 Lalu Yesus masuk ke Bait Allah dan mengusir semua orang yang berjual beli c  di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja 1  penukar uang d  dan bangku-bangku pedagang merpati e  21:13 dan berkata kepada mereka: “Ada tertulis: Rumah-Ku akan disebut rumah doa 2 . f  Tetapi kamu menjadikannya sarang penyamun. g  21:14 Maka datanglah orang-orang buta dan orang-orang timpang kepada-Nya dalam Bait Allah itu dan mereka disembuhkan-Nya. h  21:15 Tetapi ketika imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat melihat mujizat-mujizat yang dibuat-Nya itu dan anak-anak yang berseru dalam Bait Allah: “Hosana bagi Anak Daud! i ” hati mereka sangat jengkel, j  21:16 lalu mereka berkata kepada-Nya: “Engkau dengar apa yang dikatakan anak-anak ini?” Kata Yesus kepada mereka: “Aku dengar; belum pernahkah kamu baca: Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusu Engkau telah menyediakan puji-pujian? k  21:17 Lalu Ia meninggalkan mereka dan pergi ke luar kota ke Betania l  dan bermalam di situ.

Semakin bertambahnya usia, hidup kita tampak semakin singkat. Penulis Victor Hugo mengatakan, ” Hidup itu singkat dan kita membuatnya semakin singkat dengan menyia-nyiakan waktu.” Apalagi jika kita menyadari, sungguh menyedihkan tentang waktu yang disia-siakan dalam hidup ini banyak yang kita isi dengan kejengkelan.

Ayat nats hari ini mengingatkan betapa bodohnya para Imam dan ahli Taurat jengkel melihat apa yang dibuat oleh Yesus. Seperti seorang wanita Amerika yang impiannya untuk mengelilingi Inggris dengan kereta api menjadi kenyataan. Namun saat menaiki kereta api itu, ia jengkel dengan jendela dan temperatur, mengeluhkan tempat duduknya, sibuk merapikan bawaannya, dan seterusnya. Tak heran bila ia terkejut saat tiba-tiba sampai di tujuan. Dengan sangat menyesal ia berkata kepada penjemputnya, “Jika saya tahu bahwa saya akan tiba begitu cepat, saya tidak akan menghabiskan waktu dengan jengkel terhadap begitu banyak hal.”

Perhatian kita sangat mudah teralih oleh masalah-masalah yang ternyata tidak ada artinya pada akhir kehidupan, seperti; tetangga yang menjengkelkan, anggaran yang ketat, tanda-tanda penuaan, orang- orang yang lebih kaya daripada kita dan masih banyak yang lain.

Musa menyadari pendeknya hidup ini lalu ia pun berdoa, ” Ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hingga kami beroleh hati yang bijaksana ” (Mazmur 90:12). Daripada terbawa oleh perasaan jengkel karena banyak hal, dalamilah firman Tuhan dan terapkan dalam hidup kita. Berjuanglah untuk bertumbuh dalam hikmat Allah setiap hari. Tetaplah memusatkan perhatian pada nilai-nilai yang abadi. Jadikan hal itu sebagai tujuan kita, yakni bahwa suatu hari nanti kita menyambut Sang Juruselamat dengan hati berhikmat, bukan dengan hati yang jengkel.

Inspirasi : Kejengkelan membuat bayangan besar di belakang hal kecil. Jangan tertipu, jadilah bijak, jalani hidup dengan memandang kepada Kristus, apapun situasinya.

 

(LPMI/WS)

Photo: Istimewa  

Share

Recent Sermons