KEKUATAN MENGUCAP SYUKUR

KEKUATAN MENGUCAP SYUKUR

Ibrani 12:3-13

12:3 Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa, supaya jangan kamu menjadi lemah n  dan putus asa. 12:4 Dalam pergumulan kamu melawan dosa kamu belum sampai mencucurkan darah. o  12:5 Dan sudah lupakah kamu akan nasihat yang berbicara kepada kamu seperti kepada anak-anak: “Hai anakku, janganlah anggap enteng didikan Tuhan 1 , dan janganlah putus asa p  apabila engkau diperingatkan-Nya; 12:6 karena Tuhan menghajar orang yang dikasihi-Nya, q  dan Ia menyesah orang yang diakui-Nya sebagai anak. r 12:7 Jika kamu harus menanggung ganjaran; Allah memperlakukan kamu seperti anak. s  Di manakah terdapat anak yang tidak dihajar oleh ayahnya? 12:8 Tetapi, jikalau kamu bebas dari ganjaran, yang harus diderita t  setiap orang, maka kamu bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang. 12:9 Selanjutnya: dari ayah kita yang sebenarnya kita beroleh ganjaran, dan mereka kita hormati; kalau demikian bukankah kita harus lebih taat kepada Bapa segala roh, u  supaya kita boleh hidup? v  12:10 Sebab mereka mendidik kita dalam waktu yang pendek sesuai dengan apa yang mereka anggap baik, tetapi Dia menghajar kita untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya. w  12:11 Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai x  kepada mereka yang dilatih olehnya. 12:12 Sebab itu kuatkanlah tangan yang lemah dan lutut y  yang goyah; 12:13 dan luruskanlah jalan bagi kakimu, z  sehingga yang pincang jangan terpelecok, tetapi menjadi sembuh. a 

 

 

Dalam masa pandemi Covid-19 yang sudah kita rasakan setahun lebih, kadang membuat kita bertanya,  mengapa Tuhan “mengijinkan dan membiarkan” hal ini terjadi begitu lama? Banyak kabar dan keadaan sedih yang kita dengar atau kita alami sendiri,  bahkan ada yang kehilangan orang-orang yang dikasihi. Keadaan ini kadang membuat kita merasa kecewa, bahkan bisa menjauh dari Tuhan.

Firman Tuhan dalam Ibrani 12:5b-6 “…janganlah putus asa apabila engkau diperingatkanNya; karena Tuhan menghajar orang yang dikasihiNya, dan ia menyesah orang yang diakuiNya sebagai  anak.” mengingatkan kepada kita agar jangan  sampai berputus asa, harus  selalu berpengharapan dan  berserah kepada Tuhan. Karena Tuhan tidak pernah memberikan pencobaan yang melebihi kemampuan umat-Nya. Kuasa  Tuhan lebih besar dari masalah umatnya untuk  memberikan  jalan keluar.

 

Tuhan memiliki banyak cara dalam  mendidik dan “menghajar” kita, bisa melalui sakit penyakit, krisis keuangan, kehilangan pekerjaan,  usaha yang gagal  atau keadaan lain yang membuat kita larut dalam kesedihan. Dengan diijinkanNya masalah itu terjadi, kita semakin mengerti dan peka akan kehidupan kita, apakah sudah sesuai dengan kehendak Tuhan ? Tuhan akan mendidik kita sedemikian rupa agar kita dapat tetap berada di dalam rencanaNya. Jadi, jika saat ini kita menerima didikan Tuhan berupa hajaran-hajaran keras bukan berarti Tuhan tidak mengasihi kita, justru menunjukkan bahwa Dia menganggap kita sebagai anak yang sangat dikasihi-Nya.

 

Dalam keadaan yang tidak seperti kita harapkan, masih dapatkah kita mengucap syukur kepada Tuhan? Ibrani 12 : 11 “Memang tiap-tiap ganjaran pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya”. Seringkali kita hanya ingin bersyukur ketika mengalami mukjizat dan berkat Tuhan, dan menjauh atau merasa kecewa terhadap Tuhan jika sedang mengalami masalah yang berat. Janganlah kita menjadi orang-orang Kristen yang bersyarat, yaitu bila sakit telah disembuhkan, bila ekonomi telah dipulihkan, bila mendapat kebaikan-kebaikan lainnya dari Tuhan, barulah mengucap syukur kepada Tuhan. Tetapi jika hal itu tidak terjadi, rasanya sulit untuk mengucapkan syukur kepada-Nya. Hal-hal kecil yang kadang tidak terlalu kita perhatikan, seperti masih bisa bangun pagi dalam keadaan sehat dan segar, menghirup udara secara gratis, merupakan hal yang sangat patut kita syukuri. Dalam masa pandemi yang mengharuskan kita untuk tetap di dalam rumah, kita bisa tetap bersyukur, karena menjadikan kita memiliki waktu bersama Tuhan, juga memiliki banyak waktu bersama keluarga. Berkat bukan hanya berupa materi, tetapi juga non materi seperti keluarga, sahabat, teman yang peduli terhadap kita, semua itu merupakan berkat luar biasa yang membuat kita patut mengucap syukur kepada Tuhan. Pengucapan syukur adalah salah satu kekuatan terbesar dalam kehidupan orang percaya. 

( FLR )

Share

Recent Sermons