Mengarahkan Hidup pada Sang Kristus
Bacaan: Kolose 2:16-3:1
2:16 Karena itu janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu d mengenai makanan dan minuman e atau mengenai hari raya, f bulan baru g ataupun hari Sabat 1 ; h 2:17 semuanya ini hanyalah bayangan dari apa yang harus datang, i sedang wujudnya ialah Kristus. 2:18 Janganlah kamu biarkan kemenanganmu j digagalkan oleh orang yang pura-pura merendahkan diri k dan beribadah kepada malaikat 2 , serta berkanjang pada penglihatan-penglihatan dan tanpa alasan membesar-besarkan diri oleh pikirannya yang duniawi, 2:19 sedang ia tidak berpegang teguh kepada Kepala, l dari mana seluruh tubuh, m yang ditunjang dan diikat menjadi satu oleh urat-urat dan sendi-sendi, menerima pertumbuhan n ilahinya. 2:20 Apabila kamu telah mati bersama-sama dengan Kristus o dan bebas dari roh-roh dunia, p mengapakah kamu menaklukkan dirimu pada rupa-rupa peraturan, q seolah-olah kamu masih hidup di dunia: 2:21 jangan jamah ini, jangan kecap itu, jangan sentuh ini; 2:22 semuanya itu hanya mengenai barang yang binasa r oleh pemakaian dan hanya menurut perintah-perintah dan ajaran-ajaran s manusia. 2:23 Peraturan-peraturan ini, walaupun nampaknya penuh hikmat dengan ibadah buatan sendiri, seperti merendahkan diri, t menyiksa diri, tidak ada gunanya selain untuk memuaskan hidup duniawi. 3:1 Karena itu, kalau kamu dibangkitkan bersama dengan Kristus, u carilah perkara yang di atas, di mana Kristus ada, duduk di sebelah kanan Allah. v
Pada suatu siang yang panas, dibawah terik matahari, seseorang menunggu lampu merah berubah menjadi lampu hijau. Ditengah penantian itu, tiba-tiba terdengar suara ambulan yang nyaring. Serempak semua orang membunyikan klason untuk meminta mobil di barisan depan segera melaju atau paling tidak memberikan jalan bagi ambulan untuk lewat. Tapi entah apa yang ada dalam pikiran pengendara mobil tersebut, ia tidak memberikan jalan bagi ambulan untuk lewat. Mungkin ia berpikir, ia sedang menaati peraturan yang mengatakan bahwa lampu merah berarti berhenti tapi apakah berhenti di lampu merah jauh lebih penting daripada nyawa seseorang yang bisa jadi sudah diujung tanduk? Kegelisahan semacam itu nampaknya bisa kita temukan pula dalam bacaan kita hari ini.
Pada masa surat ini ditulis, jemaat di Kolose berhadapan dengan sekelompok orang beragama yang hidup dalam aturan-aturan yang ketat. Aturan-aturan ketat yang ada dan diikuti pada masa itu dianggap sebagai jalan menuju keselamatan. Itulah mengapa akhirnya Paulus melalui bacaan kita hari ini menegaskan kembali “… janganlah kamu biarkan orang menghukum kamu mengenai makanan dan minuman atau mengenai hari raya, bulan baru, ataupun hari Sabat. semuanya ini hanyalah bayangan…” (ay. 16-17). Saking ketatnya peraturan yang ada, tidak jarang posisi peraturan berada diatas segala-galanya (bnd. Lukas 6:6-11). Memang peraturan itu ada untuk membuat hidup bersama menjadi lebih tertata dan jelas arahnya, namun, jangan sampai karena peraturan kita kehilangan kemanusiaan. Karena mengikuti peraturan kita menjadi abai terhadap kenyataan pahit yang dialami oleh sesama. Rasanya itulah yang dimaksud Paulus ketika berbicara “.. carilah perkara yang di atas…”. Hidup orang beriman berdasar dari kasih, maka prilaku kita dalam menjalani hidup sehari-hari haruslah menampakkan kasih bukan sekadar mengikuti peraturan yang ketat dan “..nampaknya penuh hikmat dengan ibadah buatan sendiri, seperti merendahkan diri, menyiksa diri, tidak ada gunanya selain untuk memuaskan hidup duniawi..” (ay. 23). Melalui bacaan hari ini kita diajak untuk hidup melampaui aturan-aturan duniawi yang ada dan sepenuhnya mengarahkan hidup pada Sang Kristus, karena keselamatan kita bukan terletak pada peraturan duniawi melainkan melalui Sang Kristus.
Tuhan Yesus memberkati, Amin.
(BCP/ Yokhanan Krisda Karunia)
Recommended Posts
Mengalirkan Air Kehidupan
November 23, 2024
Kemenangan yang Menguatkan
November 22, 2024
Semangat Pahlawan, Iman yang Tak Tergoyahkan
November 21, 2024