Pemimpin yang Komunikatif

Pemimpin yang Komunikatif

Bacaan: Nehemia 1:1-10

Doa Nehemia bagi orang Israel

1:1 Riwayat Nehemia 1  bin Hakhalya. Pada bulan Kislew a  tahun kedua puluh, ketika aku ada di puri Susan, b  1:2 datanglah Hanani, c  salah seorang dari saudara-saudaraku dengan beberapa orang dari Yehuda. Aku menanyakan mereka tentang orang-orang Yahudi yang terluput, d  yang terhindar dari penawanan dan tentang Yerusalem. 1:3 Kata mereka kepadaku: “Orang-orang yang masih tinggal di daerah sana, yang terhindar dari penawanan, ada dalam kesukaran besar dan dalam keadaan tercela. Tembok Yerusalem telah terbongkar dan pintu-pintu gerbangnya telah terbakar. e ” 1:4 Ketika kudengar berita ini, duduklah aku menangis f  dan berkabung selama beberapa hari. Aku berpuasa g  dan berdoa 2  ke hadirat Allah semesta langit, 1:5 kataku: “Ya, TUHAN, Allah semesta langit, Allah h  yang maha besar dan dahsyat, yang berpegang pada perjanjian dan kasih setia-Nya i  terhadap orang yang kasih kepada-Nya dan tetap mengikuti perintah-perintah-Nya, 1:6 berilah telinga-Mu dan bukalah mata-Mu dan dengarkanlah j  doa k  hamba-Mu yang sekarang kupanjatkan ke hadirat-Mu siang dan malam bagi orang Israel, hamba-hamba-Mu itu, dengan mengaku l  segala dosa yang kami orang Israel telah lakukan terhadap-Mu. Juga aku dan kaum keluargaku telah berbuat dosa. 1:7 Kami telah sangat bersalah m  terhadap-Mu dan tidak mengikuti perintah-perintah, ketetapan-ketetapan dan peraturan-peraturan yang telah Kauperintahkan kepada Musa, hamba-Mu itu. 1:8 Ingatlah n  akan firman yang Kaupesan kepada Musa, hamba-Mu itu, yakni: Bila kamu berubah setia, kamu akan Kucerai-beraikan o  di antara bangsa-bangsa. 1:9 Tetapi, bila kamu berbalik kepada-Ku dan tetap mengikuti perintah-perintah-Ku serta melakukannya, maka sekalipun orang-orang buanganmu ada di ujung langit, akan Kukumpulkan p  mereka kembali dan Kubawa ke tempat yang telah Kupilih untuk membuat nama-Ku q  diam di sana. 1:10 Bukankah mereka ini hamba-hamba-Mu dan umat-Mu yang telah Kaubebaskan dengan kekuatan-Mu yang besar dan dengan tangan-Mu r  yang kuat?

Jika dikatakan bahwa iman Kristen itu adalah iman yang bertindak (action faith), maka itu dapat dilihat dari Nehemia. Setelah ia berkomunikasi dengan Tuhan, ia juga membangun komunikasi dengan raja. Ini adalah komunikasi yang sehat. Sudah jelas ketika Nehemia berdoa ia memilki hati yang mendengarkan suara Tuhan, ia mendapatkan peneguhan bahwa apa yang menjadi bebannya itu didengar oleh Tuhan. Hal yang mengherankan adalah sikap raja yang berbalik peduli dan bertanya. Logikanya Nehemia memohon-mohon lebih dahulu, nyatanya malah raja yang bertanya padanya. Sikap raja yang sangat responsif setelah mengamati gelagat Nehemia itu, adalah anugerah Allah yang luar biasa. Tentu saja raja itu memerhatikan bahwa Nehemia yang setia pada tugasnya itu, punya beban berat. Maka kesempatan itu sangat tepat bagi Nehemia mengungkapkan pergumulannya. Jawaban doa dari Tuhan itu memang sungguh ajaib. Menurut logika hal-hal seperti ini terasa mustahil.

Memang Allah sanggup memakai siapa saja untuk kemuliaan-Nya. Ia sanggup menggerakkan raja kafir seperti Nebukadnezar untuk kepentingan ilahi-Nya. Bahkan Ia sanggup memakai Firaun bagi kepentingan rencana-Nya. Terhadap perhatian raja yang luar biasa itu, Nehemia benar-benar mengefektifkan komunikasinya, dengan memaparkan kebutuhan strategisnya. Ia meminta surat kuasa dari raja untuk menghubungi para bupati untuk kebutuhan bahan bangunan. Sungguh ini adalah cara kerja profesional. Di sini Tuhan menjawab kebutuhan Nehemia karena dia benar- benar membutuhkan itu. Seperti ada ada suatu struktur yang rapih; ia berdoa kepada Allah – berbicara kepada manusia dan Tuhan menjawab doanya. Kita ingat bagaimana Yesus juga mengajukan pertanyaan yang serupa pada dua orang buta, yang spontan dijawab, “Kami ingin dapat melihat.” (Matius 20:32). Betapa indahnya jika Tuhan selalu bertanya pada kita apa yang kita perlukan.

Kita hidup di dalam dunia yang sangat potensial untuk melemahkan bahkan menjatuhkan kita.Kita perlu meningkatkan komunikasi pribadi dengan Tuhan dalam doa. Dalam kapasitas kita untuk membangun yang runtuh (karakter, moral, integritas) di tengah masyarakat dan bangsa kita, belum selesai. Kita pun perlu berdoa agar semakin banyak orang yang terlibat aktif dalam pelayanan misi Amanat Agung-Nya. Jangan kita lupa, banyak orang bukan tidak mau tetapi karena mereka tidak tahu apa yang mereka dapat lakukan. Kita tidak hanya berharap mereka tahu tetapi merekapun akan bertanya, “Apa yang dapat kami bantu?” Banyak orang Kristen memiliki LIFE (Labor, Influence, Financial, Expertise) yang perlu diberdayakan bagi kerajaan Allah. Namun apakah gereja atau gerakan misi cukup bijak dan trampil mengelola kekayaan tersebut? Jika kita harus mulai dari diri kita sendiri, apa yang akan kita lakukan?

Inspirasi: Ada orang ketika bertemu dengan orang lainnya hanya melihat apa yang tampak, sementara seorang pemimpin selalu melihat potensi di balik seseorang yang ia temui.

(LPMI/Boy Borang) 

share

Recommended Posts