Iman dan Taufan

Iman dan Taufan

Bacaan: Markus 4 : 37 – 41

4:37 Lalu mengamuklah taufan yang sangat dahsyat dan ombak menyembur masuk ke dalam perahu, sehingga perahu itu mulai penuh dengan air. 4:38 Pada waktu itu Yesus sedang tidur di buritan di sebuah tilam. Maka murid-murid-Nya membangunkan Dia dan berkata kepada-Nya: “Guru, Engkau tidak perduli kalau kita binasa?” 4:39 Iapun bangun, menghardik angin itu dan berkata kepada danau itu: “Diam! Tenanglah!” Lalu angin itu reda dan danau itu menjadi teduh sekali. 4:40 Lalu Ia berkata kepada mereka: “Mengapa kamu begitu takut? Mengapa kamu tidak percaya? o  4:41 Mereka menjadi sangat takut dan berkata seorang kepada yang lain: “Siapa gerangan orang ini, sehingga angin dan danaupun taat kepada-Nya?”

“Taufan kehidupan dahsyat yang menyerang tiap-tiap orang itu berbeda- beda. Taufan yang saya hadapi adalah penyakit mata yang tak kunjung sembuh, sehingga aktivitas fisik terganggu. Taufan anak lanang saya beda lagi, harus bedah 4 gigi bungsu (sebab posisi tidur dan sering sakit kepala). Sangat bersyukur nahkoda yang hebat T uhan-Y esus selalu setia menopang dan menguatkan.

Mari kita renungkan perikop ini. Saat di tengah laut dengan taufan yang dahsyat, tentu sangat mencekam dan menakutkan. Meski para murid (sebagai nelayan), sudah terbiasa di laut tapi karena sangat besar maka mereka pun sangat panik.

Ayat 37 “. . . perahu itu mulai penuh air” . Taufan yang sangat dahsyat itu mengamuk . . . membuat sangat bingung, emosi, dan takut. Apa taufan yang sangat besat di hidup kita?

Ayat 38 “Guru. Engkau tidak peduli kalau kita binasa.” Iman dilibas oleh taufan yang ganas bahkan menghakimi T uhan tidak peduli. Mungkin kita mengalami (sakit penyakit, bisnis terguncang, pekerjaan dihantam krisis, dll).

Ayat 39 – 41 “Tuhan Yesus menghardik angin itu.” Kuasa-Nya lebih hebat daripada taufan tersebut.

Saat taufan menghancurkan iman, kita harus fokus dan percaya janji-Nya. Dua hal yang harus diingat :

Kita harus menyadari dan percaya bahwa Ia selalu ada dan siap menolong. Bergantung dan berserah penuh pada Allah.
Tuhan selalu memimpin, menguatkan, menghibur, dan menolong kita.

Dengan fokus pada-Nya maka lingkaran keyakinan iman kita akan makin kokoh. Allah tidak pernah terlambat menolong. Apapun keadaan kita (sedang sakit, bergumul secara finansial, bisnis lesu, pekerjaan tidak menyenangkan, atau kita sedang dipercayakan berkat sangat besar), kita harus bertanggung jawab dan tetap waspada mengelola berkat tersebut dengan penuh rasa syukur sebab Ia setia dan peduli. Semua pasti baik-baik saja seturut kehendak Allah.

Inspirasi : Iman pada Tuhan Yesus mengalahkan taufan kehidupan yang mengamuk sangat dahsyat.

(LPMI/Rini Djatikoesoemo)

share

Recommended Posts