Melihat DIri dari Kacamata Allah
Bacaan: Yeremia 1:4-8
1:4 Firman TUHAN datang kepadaku, bunyinya: 1:5 “Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.” 1:6 Maka aku menjawab: “Ah, Tuhan ALLAH! Sesungguhnya aku tidak pandai berbicara, sebab aku ini masih muda.” 1:7 Tetapi TUHAN berfirman kepadaku: “Janganlah katakan: Aku ini masih muda, tetapi kepada siapapun engkau Kuutus, haruslah engkau pergi, dan apapun yang Kuperintahkan kepadamu, haruslah kausampaikan. 1:8 Janganlah takut kepada mereka, sebab Aku menyertai engkau untuk melepaskan engkau, demikianlah firman TUHAN.
Dalam suatu latihan PI dan Pemuridan di sebuah gereja, para peserta didaftarkan sebagai siswa. Itu berarti akan ada pelatih bagi mereka. Gembala sidang gereja tersebut juga siap ikut latihan walaupun ia seorang hamba Tuhan senior. Panitia latihan segan menempatkannya sebagai siswa, jadi beliau dianggap sebagai pendengar sekaligus sebagai pembimbing latihan itu. Namun ia meminta supaya ia didaftarkan sebagai siswa, karena ia benar-benar mau belajar. Para pelatih yang masih muda sangat tertantang dengan sikap gembalanya. Mereka belajar untuk melihat diri mereka bukan dari kacamata diri sendiri, tetapi dari kaca mata Tuhan. Yeremia yang tadinya juga merasa dirinya tidak layak, akhirnya harus sadar bahwa di dalam pekerjaan Tuhan, bukan soal usia tetapi siapa yang memanggil itu yang penting. Memang merasa tidak mampu justru itulah yang dicari oleh Tuhan. Yang penting memiliki penyerahan dan motivasi yang murni. Kalau Tuhan memanggil patut ditanggapi dan ditaati. Mungkin kita pernah mendengar kata-kata dalam dialek Manado, “Kalu bukang ngana sapa lei? Kalau bukang skarang tempo apa dank?”(Kalau bukan anda siapa lagi? Kalau bukan sekarang kapan lagi?). Bagaimana respons Yeremia? Kesediaannya untuk menanggapi panggilan itu jelas terlihat dalam kitab Yeremia. Ia merupakan seorang nabi yang luar biasa dipakai Tuhan, khususnya dalam memperbaharui umat Israel agar kembali kepada Tuhan.
Semangat Yeremia telah membakar banyak orang percaya dari abad ke abad. Pada hari-hari ini, ditengah dunia yang semakin jauh dari Tuhan, banyak orang termasuk pemuda-pemudi mempersembahkan diri mereka untuk pergi memberitakan kebenaran Injil Kristus. Mungkin Tuhan tidak menuntut saudara pergi terlalu jauh, karena komunitas di mana saudara berada sedang membutuhkan kehadiran saudara. Kalau bukan anda siapa lagi?
Inspirasi: Kita tidak mengukur diri kita menurut ukuran manusia, melainkan dengan ukuran Tuhan yang memanggil dan melengkapi kita
(LPMI/Boy Borang)
Recommended Posts
Mengalirkan Air Kehidupan
November 23, 2024
Kemenangan yang Menguatkan
November 22, 2024
Semangat Pahlawan, Iman yang Tak Tergoyahkan
November 21, 2024