Tuhan Yesus Tidak Berubah
Bacaan: Ibrani 8:1-6
8:1 Inti segala yang kita bicarakan itu ialah: kita mempunyai Imam Besar s yang demikian 1 , yang duduk di sebelah kanan takhta Yang Mahabesar di sorga, t 8:2 dan yang melayani ibadah di tempat kudus, yaitu di dalam kemah u sejati, yang didirikan oleh Tuhan dan bukan oleh manusia. 8:3 Sebab setiap Imam Besar v ditetapkan untuk mempersembahkan korban w dan persembahan dan karena itu Yesus perlu mempunyai sesuatu untuk dipersembahkan. x 8:4 Sekiranya Ia di bumi ini, Ia sama sekali tidak akan menjadi imam, karena di sini telah ada orang-orang yang mempersembahkan persembahan menurut hukum Taurat. y 8:5 Pelayanan mereka adalah gambaran z dan bayangan a dari apa yang ada di sorga, sama seperti yang diberitahukan b kepada Musa, ketika ia hendak mendirikan kemah: “Ingatlah,” demikian firman-Nya, “bahwa engkau membuat semuanya itu menurut contoh yang telah ditunjukkan kepadamu di atas gunung itu. c ” 8:6 Tetapi sekarang Ia telah mendapat suatu pelayanan yang jauh lebih agung, karena Ia menjadi Pengantara d dari perjanjian e yang lebih mulia 2 , yang didasarkan atas janji yang lebih tinggi.
Tuhan Yesus tidak berubah, tidak berubah, tidak berubah
Tuhan Yesus tidak berubah, tak berubah selama-lamanya.
Penggalan lagu diatas seringkali kita nyanyikan dalam ibadah anak dan remaja. Baru-baru ini, lagu itu menjadi viral di Tik Tok. Lagu itu mengingatkan kita bahwa kasih setia Tuhan dari dulu, sekarang sampai selama-lamanya tidak pernah berubah. Justru, yang seringkali berubah adalah manusia itu sendiri, dan karena itu, kita perlu menyadari apa yang telah atau sedang berubah dalam diri kita, agar setiap perubahan itu tidak membawa kita jatuh ke dalam dosa.
Salah satu akibat dosa adalah hilangnya damai sejahtera dalam hidup kita. Perasaan yang muncul setelah berbuat dosa adalah perasaan bersalah, takut, dan malu. Itulah yang menyebabkan kita kehilangan damai sejahtera. Kita sadari atau tidak, dosa telah memisahkan manusia dari Allah. Oleh karena itu, diperlukan kurban sebagai sarana pendamaian bagi dosa-dosa manusia. Bagi setiap umat manusia yang ingin hidupnya damai dengan Tuhan, maka ia harus membawa kurban penghapusan dosa ke Bait Suci. Kemudian, ia akan memberikannya kepada Imam Besar, karena hanya Imam Besar yang bisa masuk ke ruang maha kudus. Korban penghapusan dosa itu memang bisa mendamaikan umat dengan Allah, tetapi sifatnya hanya sementara. Apabila dalam hidupnya, ia berbuat dosa lagi, maka ia harus membawa korban lagi ke Bait Allah. Berbeda dengan korban penghapusan dosa yang dipersembahkan oleh Imam Besar dalam bacaan kita saat ini. Ia hanya sekali membawa korban penghapusan dosa umat manusia kepada Allah (bdk 9:26-28). Sesudah Ia melaksanakan tugas keimamannya dengan sempurna, Ia duduk disebelah kanan Allah sebagai simbol bahwa pekerjaan-Nya telah selesai. Imam Besar itu tak lain adalah Yesus Kristus.
Dengan demikian kita patut bersyukur, karena Yesus Kristus adalah Imam Besar yang telah mendamaikan kita dengan Allah melebihi Imam Harun dan Lewi. Ia menyelamatkan secara sempurna setiap orang yang percaya kepada-Nya. Semoga kita tetap setia memelihara iman kita kepada Sang Imam Besar Agung di sepanjang musim kehidupan kita.
(Pdt. Adhitya CN)
Recommended Posts
Mengalirkan Air Kehidupan
November 23, 2024
Kemenangan yang Menguatkan
November 22, 2024
Semangat Pahlawan, Iman yang Tak Tergoyahkan
November 21, 2024