Mempelajari dan Mengerti Kebenaran

Mempelajari dan Mengerti Kebenaran

Bacaan: Yeremia 10:11-16

 10:11 Beginilah harus kamu katakan kepada mereka: “Para allah yang tidak menjadikan langit dan bumi akan lenyap o  dari bumi dan dari kolong langit ini.” 10:12 Tuhanlah yang menjadikan p  bumi q  dengan kekuatan-Nya, yang menegakkan dunia dengan kebijaksanaan-Nya, r  dan yang membentangkan langit s  dengan akal budi-Nya. 10:13 Apabila Ia memperdengarkan t  suara-Nya, menderulah bunyi air di langit, Ia menaikkan kabut awan dari ujung bumi, Ia membuat kilat u  serta dengan hujan, v  dan mengeluarkan angin dari perbendaharaan-Nya. w  10:14 Setiap manusia ternyata bodoh, tidak berpengetahuan, dan setiap pandai emas menjadi malu x  karena patung buatannya. Sebab patung tuangannya itu adalah tipu, y  tidak ada nyawa di dalamnya, 10:15 semuanya adalah kesia-siaan, z  pekerjaan yang menjadi buah ejekan, dan yang akan binasa pada waktu dihukum. 10:16 Tidaklah begitu Dia yang menjadi bagian a  Yakub, sebab Dialah yang membentuk segala-galanya, b  dan Israel adalah suku milik-Nya; c  nama-Nya d  ialah TUHAN semesta alam!

Saya pernah mendengar seorang terpelajar, namun masih terjebak kepada kepercayaan tahyul. Bahkan ada yang membawa ‘benda keramat’ untuk melindunginya kemanapun pergi. Lebih parah lagi, orang membuat patung yang akhirnya disembahnya sebagai ilah. Apakah mereka orang bodoh? Tidak! Secara intelektual mereka adalah orang-orang pandai. Lalu mengapa di sini dikatakan bahwa semua manusia ternyata bodoh dan tidak berpengetahuan? Memang di sini Yeremia tidak berbicara soal kebodohan dalam hal pengetahuan ilmiah, tetapi dalam hal kebenaran firman dan kehendak Allah.

Saya pernah melihat di sebuah perpustakaan kampus, sederetan Alkitab yang sudah berdebu, karena tidak pernah dibaca. Saya sempat berpikir, untuk apa Alkitab ini dipajang kalau tidak dibaca? Akibatnya, banyak sarjana yang menguasai disiplin ilmunya namun tidak mengerti kebenaran. Karena kebodohan, ada yang menaruh Alkitab sebagai jimat di bawah bantal. Tanpa sadar mereka mempercayai hal-hal yang tidak masuk akal. Bagaimana mungkin buatan manusia disembah oleh manusia sendiri? Ini yang namanya ‘tertipu’ dan memalukan (cf. Yesaya 42:17).

Pelayanan dan pembinaan gereja perlu diarahkan untuk memperhatikan dengan serius masalah ini. Pelayanan di antara mahasiswa dan para pemimpin lebih dititikberatkan pada hubungan pribadi dengan Allah dan kematangan rohani yang ditandai dengan pengetahuan firman Tuhan yang kuat. Kematangan seperti ini sangat mempengaruhi adanya gerakan rohani di mana-mana. Dengan demikian, setiap orang Kristen termasuk para sarjana di manapun ia berada, diberi kesempatan untuk mengajar orang kembali kepada Allah yang patut dipuji dan disembah. Belajar dari kaisar Konstantin, lepas dari kelemahannya, ia adalah seorang pemimpin yang dipakai Tuhan untuk mengalihkan orang dari kepercayaan paganism (kekafiran) ke dalam kekristenan. Sekarang kita ditanya, siapa yang yang kita sembah?

Inspirasi: Mengenal seseorang Kristen sejati atau tidak, terlihat dari pemahaman dan sikapnya terhadap Tuhan yang patut disembah.

(LPMI/Boy Borang)

share

Recommended Posts