Bukan Janji Palsu
Bacaan: Mazmur 121:1-8
121:1 Nyanyian ziarah. Aku melayangkan mataku ke gunung-gunung; dari manakah akan datang pertolonganku? 121:2 Pertolonganku ialah dari TUHAN 1 , yang menjadikan langit f dan bumi. g 121:3 Ia takkan membiarkan kakimu goyah, Penjagamu tidak akan terlelap. 121:4 Sesungguhnya tidak terlelap dan tidak tertidur Penjaga h Israel. 121:5 Tuhanlah Penjagamu 2 , i Tuhanlah naunganmu di sebelah tangan kananmu. 121:6 Matahari j tidak menyakiti engkau pada waktu siang, atau bulan pada waktu malam. 121:7 TUHAN akan menjaga engkau terhadap segala kecelakaan; k Ia akan menjaga nyawamu. 121:8 TUHAN akan menjaga keluar masukmu 3 , dari sekarang sampai selama-lamanya. l
Dalam kehidupan kita sebagai orang percaya, tidak selalu kita berjalan di jalan yang mulus dan bebas hambatan. Sering kali kita berjalan di medan yang berat dan berliku, naik gunung, turun lembah, macet dan sebagainya. Menghadapi hal tersebut kita seringkali merasa lelah dan ragu akan adanya pertolongan dari Tuhan. Kita meragu dan bertanya di manakah ujung jalannya? Layakkah perjalanan ini dilalui? Bagaimana jika setelah semua ini diperjuangkan, hasilnya tidak sesuai harapan? Apakah janji Tuhan itu nyata?
Di dalam kegalauan kita karena segala sesuatu yang terjadi di dunia ini yang mempengaruhi iman kita, ada pertanyaan penting: Bagaimana kita dapat teguh memegang janji Tuhan dalam situasi dan kondisi yang tampaknya jauh dari kebaikan dan rencana indah-Nya? Janji Tuhan dalam Alkitab berjumlah ribuan. Ada sumber yang menyatakan jumlahnya 3.573, 5.467, bahkan lebih dari 7.000. Berapa pun angka sebenarnya, Kitab Mazmur pasal 121 memberikan keyakinan bahwa Tuhan tidak pernah lalai menepati semua janji-Nya.
Bagi manusia, sering kali kata janji terasa kosong. Kita mungkin lupa atau melewatkannya karena menganggapnya sepele. Bisa jadi, kita sengaja meng-abaikannya karena merasa tidak harus memenuhi janji tersebut. Karenanya, kita ragu, benarkah Tuhan akan menepati yang Ia janjikan?
Berbeda dengan kita, Tuhan tak pernah ingkar janji. Benda-benda langit ciptaan-Nya selalu bergerak sesuai mekanisme masing-masing, tepat pada waktunya. Matahari misalnya, selalu terbit setiap hari. Kalau hukum alam saja tidak lalai dalam berjanji, apalagi pencipta-Nya! Di Alkitab, tak ada satu pun janji Tuhan yang tidak Dia tepati. Bahkan, setelah ribuan tahun, Tuhan masih ingat apa yang Ia janjikan, dan cara-Nya menepati semua itu amatlah luar biasa.
Mudah bagi kita untuk percaya pada janji Allah jika harapan kita lekas terkabul atau hidup sedang baik-baik saja. Namun, apa yang harus kita lakukan agar mampu berpegang pada janji Tuhan dalam situasi sulit? Kita harus percaya dan beriman kepada Tuhan. “Tetapi tanpa iman tidak mungkin orang berkenan kepada Allah. Sebab barangsiapa berpaling kepada Allah, ia harus percaya bahwa Allah ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia” (Ibr. 11:6).
Hidup kita sebagai orang-orang Kristen haruslah hidup yang dipimpin oleh iman. Meskipun kita tidak tahu seperti apa masa depan kita, tetaplah berjalan bersama Tuhan. Abraham dipanggil oleh Allah untuk keluar dari tanah kelahirannya, meninggalkan sanak-saudaranya dan rumah bapanya, pada usia 75 tahun. Ia pergi menuju sebuah negeri yang tidak pernah ia lihat, tidak pernah ia kunjungi, bahkan tidak ia ketahui namanya (Kej. 12:1-4). Namun, Abraham memilih untuk percaya dan terus berjalan dengan iman. Allah juga berjanji akan memberikan keturunan sebanyak pasir di laut dan bintang di langit kepada Abraham (Kej. 15:5) keduanya sudah sangat tua. Sekali lagi, Abraham memilih untuk beriman. “Imannya tidak menjadi lemah, walaupun ia mengetahui, bahwa tubuhnya sudah sangat lemah, karena usianya telah kira-kira seratus tahun, dan bahwa Rahim Sara telah tertutup”(Rm. 4:19). Seperempat abad kemudian, Tuhan memenuhi janji-Nya pada Abraham. Akhirnya Abraham beroleh keturunan saat usianya mencapai 100 tahun!
Jika Abraham mau setia menunggu pemenuhan janji Tuhan selama 25 tahun, bagaimana dengan Anda? Bisakah Anda tetap beriman saat jalan Anda menanjak berliku? Atau, apakah saat ini Anda putus asa dan frustrasi? Iman Anda melemah, keyakinan Anda meredup, semangat Anda hilang?
(Pdt. Adhitya CN)
Recommended Posts
Mengalirkan Air Kehidupan
November 23, 2024
Kemenangan yang Menguatkan
November 22, 2024
Semangat Pahlawan, Iman yang Tak Tergoyahkan
November 21, 2024