Dia Gembalaku

Dia Gembalaku

Bacaan: Mazmur 23:1-6

TUHAN, gembalaku yang baik

23:1 Mazmur Daud. TUHAN adalah gembalaku, takkan kekurangan aku. 23:2 Ia membaringkan aku di padang yang berumput hijau, Ia membimbing aku ke air yang tenang; 23:3 Ia menyegarkan jiwaku. Ia menuntun aku di jalan yang benar oleh karena nama-Nya. 23:4 Sekalipun aku berjalan dalam lembah kekelaman, aku tidak takut bahaya, sebab Engkau besertaku; gada-Mu dan tongkat-Mu, itulah yang menghibur aku. 23:5 Engkau menyediakan hidangan bagiku, di hadapan lawanku; Engkau mengurapi kepalaku dengan minyak; pialaku penuh melimpah. 23:6 Kebajikan dan kemurahan belaka akan mengikuti aku, seumur hidupku; dan aku akan diam dalam rumah TUHAN sepanjang masa.

Kata gembala identik dengan orang yang bekerja menjaga, memelihara, dan menuntun kawanan domba ke tempat yang luas, misalnya padang rumput. Biasanya padang rumput tersebut sangat luas, sehingga tugas sang gembala tidaklah mudah. Penglihatannya harus lebih tajam, telinganya harus lebih peka, fisiknya harus lebih prima. Dia harus bisa diandalkan, memiliki mental yang kuat, dan memiliki perhatian yang besar pada kawanan dombanya, agar jika kawanan dombanya mengalami kesulitan, dia bisa segera menolongnya. Seorang gembala haruslah memiliki jiwa sosial dan empati yang tinggi kepada gembala yang lain, karena bisa jadi mereka berada di tempat yang sama, dalam waktu yang lama. Seorang gembala juga harus memiliki hati yang tulus dan rendah hati, karena dia menggembalakan domba milik orang lain, jika tidak punya hati seperti itu, maka dia hanya menjadi gembala upahan yang tidak peduli dengan keadaan domba gembalaannya, tidak peduli dengan keinginan sang pemilik.

Bacaan hari ini mengisahkan gambaran Daud yang pernah menjadi seorang gembala (1 Sam 16:11) tentang sosok gembala yang baik. Bagi Daud, Tuhan adalah gembala yang baik. Dia mengatakan bahwa Tuhan mencukupkan kebutuhannya, bukan hanya secara jasmani, tetapi juga rohani. Ini menunjukkan bahwa Tuhan peduli dan bertanggungjawab atas kehidupan Daud. Tuhan juga digambarkan sebagai penolong, penuntun, dan penjaga dalam situasi yang paling kelam sekalipun dalam hidup Daud. Daud meyakini bahwa selama ada Tuhan Sang Gembala, maka dia akan tetap aman, sekalipun hidupnya sedang tidak baik-baik saja. Tuhan tidak akan membiarkan dia merasa malu di depan orang lain, terlebih dihadapan para musuhnya. Daud ingin menunjukkan bahwa Tuhan tidak pernah membiarkannya berjalan sendiri. Daud adalah anak-Nya, milik-Nya, biji mata-Nya, bagaimana mungkin dia dibiarkan menghadapi kesulitannya sendirian?

Sang Gembala yang senantiasa memberkati Daud di sepanjang hidupnya, mengajarkan pada kita bahwa Dialah Sang Sumber Berkat yang sejati. Dengan segala berkat yang telah kita terima, maka yang harus kita lakukan adalah terus mendekat dan memberi yang terbaik kepada Tuhan. Mari senantiasa bersyukur kepada Tuhan, sebab Dialah gembala kita, Dialah Sang Pemelihara hidup kita.

(Pdt Adhitya CN)

share

Recommended Posts