Melepaskan dari Kegentaran

Melepaskan dari Kegentaran

Bacaan: Mazmur 34: 1-5

Dalam perlindungan TUHAN

34:1 Dari Daud, pada waktu ia pura-pura tidak waras pikirannya v  di depan Abimelekh, sehingga ia diusir, lalu pergi. (34-2) Aku hendak memuji TUHAN 1  pada segala waktu; w  puji-pujian kepada-Nya tetap di dalam mulutku. 34:2 (34-3) Karena TUHAN jiwaku bermegah; x  biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita. y  34:3 (34-4) Muliakanlah TUHAN z  bersama-sama dengan aku, marilah kita bersama-sama memasyhurkan a  nama-Nya! 34:4 (34-5) Aku telah mencari TUHAN, b  lalu Ia menjawab aku, dan melepaskan c  aku dari segala kegentaranku. 34:5 (34-6) Tujukanlah pandanganmu kepada-Nya, maka mukamu akan berseri-seri, d  dan tidak akan malu e  tersipu-sipu.

Waktu kecil dalam perjalanan dengan berkendaran umum ke luar kota bersama ibu saya, kendaraan yang kami tumpangi berhenti sejenak di suatu tempat. Tiba-tiba saya dikejutkan oleh suara tangisan dan teriakan. Terlihat dari jendela bus, ada seseorang dengan pakaiannya yang lusuh dan rambut yang acak-acakan. Belakangan saya ketahui bahwa ia adalah seorang ODGJ.

Ingatan akan masa kecil ini membawa saya pada kisah Daud. Daud berada dalam tekanan dan ketakutan karena dikejar-kejar oleh Saul. Daud bertekad untuk tidak menyerang balik dan mencelakai Saul. Dengan harapan Saul akan berhenti mengejarnya, Daud memutuskan untuk mendatangi Akhis seorang raja dari bangsa Filistin. Rencana Daud gagal karena para pegawai Akhis mengenalnya sebagai seorang raja yang mengalahkan berlaksa-laksa musuh. Dalam keadaan takut dan merasa terdesak, dia memutuskan untuk berpura-pura tidak waras pikirannya (1 Samuel 21: 10-15). Mazmur 34 kemudian menuliskan respon Daud dalam menghadapi situasi sulit saat itu. Daud mengatakan bahwa ia berseru kepada TUHAN dan TUHAN melepaskannya dari segala kegentarannya (Mazmur 34:5-7).

Ada banyak hal yang membuat seseorang berada dalam keadaan tertekan atau terdesak. Tidak sedikit yang akhirnya mengalami depresi. Dalam keadaan seolah tidak ada jalan keluar, tertindas dan sulit, meski punya alasan untuk bersungut-sungut dan menggerutu, Daud selalu memuji Tuhan dan bersyukur kepada Tuhan. Bahkan keluhan-keluhannyapun selalu diakhiri dengan pujian dan pengagungan kepada Tuhan.

Mungkin ada seribu alasan untuk mengeluh, tetapi seperti Daud yang tetap mengisi hatinya dengan pujian, pengagungan dan ungkapan syukur kepada Tuhan, kiranya juga menjadi respon kita dalam menghadapi masa- masa sulit. Semua itu kemudian akan menguatkan untuk terus melangkah maju dan menjadi kuat.

(LPMI/Lamroida Silalahi)

share

Recommended Posts