Syukur Atas Batas yang Ada
Bacaan: 1 Korintus 1: 10-16
“Aku mengucap syukur bahwa tidak ada seorangpun juga di antara kamu yang aku baptis selain Krispus dan Gayus, “(Ay.14)
Sebagian motivator memberikan tips bombastis dengan mengatakan potensi unlimited dari otak dan motivasi pribadi. Dalam beberapa kasus kedua hal itu luar biasa dampaknya, namun keterbatasan otak dan motivasi pribadi itu riil. Umumnya saat ini semua orang ingin passing grade, beyond the limit, dst. Semua orang ingin terus maju, terus meningkat dan hampir tak ada puasnya sampai mati. Ketika uang tercukupi, popularitas masih kurang, status sosial diangkat lagi dan apapun dilakukan untuk mempertahankan posisi puncak apapun jenisnya.
Rasul Paulus adalah profil hamba Tuhan yang “sukses”. Dipakai Roh Kudus menuliskan banyak bagian PB, memiliki jangkauan pelayanan yang luas, memultiplikasikan diri, melahirkan para pemimpin besar, dan menjangkau para top leader hingga ibukota Romawi. Namun Paulus adalah pelayan yang sangat menghormati batas tugas dan wewenangnya. Dia hanya melayani di tempat dimana para rasul lain belum menjangkaunya (II Kor 10:13-14). Sebagai penanam gereja, agaknya Tuhan memberinya kepekaan untuk mengenal lebih rinci batas tugas dan wewenangnya sehingga dalam pelayanannya yang lama dan luar biasa tidak banyak orang yang dibaptisnya langsung, hanya beberapa orang saja. Inilah bukti Paulus yang peka pada kehendak Allah dan mampu menempatkan diri untuk tidak selalu all out di semua bidang. Paulus mendedikasikan hidup yang rendah hati, rela menderita, dan tidak ambisius.
Beberapa saat lalu dalam sharing nilai-nilai kehidupan, salah satu poin Bp Davy Makimian, seorang pengusaha papan atas Indonesia adalah pentingnya membatasi diri dan berkata CUKUP untuk suatu hal dalam bisnisnya. Ada batas ekspansi yang sudah ditetapkan dan ada sisi lain yang berhubungan dengan sosial kemasyarakatan/non profit dan spiritualitas yang harus makin maju.
Berusahalah membatasi diri dalam bermimpi dan dalam membangun karier sangatlah penting agar kita tidak terjebak pada rasa tidak puas yang tak berujung pangkal. Kita bebas bermimpi, namun biarlah konsep dasar mimpi dan pengembangan diri kita berada dalam koridor dan konteks panggilan Tuhan.
Inspirasi: Bersyukurlah karena Tuhan sudah mengaruniakan kasih yang tak terbatas dan pahamilah batas-batas optimalisasi hidup kita sehingga hidup kita makin presisi di hadapan kehendak Tuhan.
(LPMI/Wahju Djatikoesoemo)
Recommended Posts
KEHENDAK TUHAN YANG BERKUASA
November 26, 2024
KERINDUAN YANG BERKUASA
November 25, 2024
Mengalirkan Air Kehidupan
November 23, 2024