Kebutuhan Hidup
Bacaan : Filipi 4:10-20
“Kini aku telah menerima semua yang perlu daripadamu, malahan lebih daripada itu. Aku berkelimpahan karena aku telah menerima kirimanmu dari Epafroditus, suatu persembahan yang harum, suatu korban yang disukai dan yang berkenan kepada Allah.” (Fil. 4:18).
“Kalau itu untuk kemuliaan pekerjaan Tuhan, pasti Tuhan akan cukupkan.” Kata-kata ini sering kita dengar diucapkan orang bukan? Tapi ini pasti kata-kata orang yang percaya pada otoritas Firman Tuhan, bukan sembarang orang. Senada dengan ini, Warren Wiersbe juga berkata: “Dia menyediakan kekuatan yang kita butuhkan untuk hidup dan melayani (10-13), juga kebutuhan materiil (14-20).
Pikiran Paulus selalu bermuara pada buah apa, yang diharapkan di balik semua pemberian jemaat Filipi itu. Dia sangat yakin bahwa Tuhan lebih tahu kebutuhan hidup dan pelayanan hamba-hamba-Nya.” Paulus sangat berterimakasih untuk perhatian kasih dari jemaat Filipi yang begitu concern (penuh perhatian) pada kebutuhannya. Prinsipnya jelas, bahwa Allah sanggup memenuhi segala keperluannya (ay.19). Maka tidak boleh ada kebimbangan atau kekhawatiran untuk soal keperluan dalam pelayanan. Ia hanya mewanti- wanti, jangan sampai Tuhan sudah mencukupkan, tetapi tidak ada buah yang nyata, dalam pelayanannya. Tuhan Yesus pun berkali-kali mengingatkan agar orang percaya tidak kuatir akan keperluannya. Burung di udara saja dipelihara oleh Tuhan, begitu juga bunga bakung di ladang diberi keindahan, apalagi manusia (Mat. 6:25-34). Namun yang menjadi masalah, kebanyakan orang tidak peduli dengan kebutuhan rohaninya, padahal Allah menciptakan manusia lengkap dengan kebutuhan jasmani dan rohani. Orang begitu ketat mencari makan minum setiap hari untuk tubuhnya, tetapi tidak mencari bahkan merasa tidak perlu mencari, makanan rohani untuk roh (cf. Mat. 4:4). Begitu besarnya budget untuk makan minum pakai, tapi tidak ada budget khusus untuk membeli Alkitab, buku rohani, dan sebagainya. Lihat saja contoh di sebuah mall. Orang bisa ramai dan antri setiap hari di supermarket, tetapi berapa orang yang masuk ke toko buku rohani, yang juga ada di mall itu? Tentu sangat ironis apabila ada berita bahwa, sebuah toko buku rohani tutup karena bangkrut bukan?
Paulus dalam pelayanannya, tidak pernah meragukan bahwa Tuhanlah sumber segala kebutuhan hidupnya setiap hari. Dia sangat berurusan, bahkan bergumul dengan sekuat tenaga, untuk kebutuhan rohani banyak orang (Kol. 1:28-29). Maka sekarang andaikata diadakan survey ke rumah orang Kristen, coba lihat ada berapa jilid Alkitab atau bacaan rohani di sana, dibanding dengan perabot mahal di dalamnya? Kita perlu mengingatkan orang Kristen soal fakta yang sering diabaikan ini.
Inspirasi: Resesi ekonomi selalu menjadi isu yang serius diperhatikan oleh semua negara, namun agak jarang terdengar orang bicara resesi kehidupan rohani warga negaranya.
(LPMI/Boy Borang)
Recommended Posts
Mengalirkan Air Kehidupan
November 23, 2024
Kemenangan yang Menguatkan
November 22, 2024
Semangat Pahlawan, Iman yang Tak Tergoyahkan
November 21, 2024