Tuhan Menyinariku
Bacaan : Mazmur 31:10-19
“Buatlah wajah-Mu bercahaya atas hamba-Mu, selamatkanlah aku oleh kasih setia- Mu.” (Mazmur 31:17)
Saya pernah memperhatikan ada tanaman bunga berduri di belakang rumah, yang tangkainya telah patah menjulur ke bawah, tetapi tunas yang keluar daripadanya berbalik atau berbelok menghadap ke atas. Mengapa demikian? Dalam sebuah artikel dijelaskan, tumbuh-tumbuhan berwarna hijau berbelok itu untuk mencari cahaya matahari. Ternyata cahaya matahari sangat berpengaruh terhadap zat klorofil yang penting bagi tumbuhan berwarna hijau. Klorofil ini menjadi sangat penting bagi tumbuhan itu karena dengan adanya klorofil, tanaman hijau dapat melakukan proses fotosintesis. Proses fotosintesis ini membantu tanaman membuat makanannyasendiri. Jadi berbeloknya tanaman hijau ke arah matahari dilakukan untuk menyerap cahaya matahari yang akan nantinya diubah menjadi makanandengan proses fotosintesis.” Ini suatu keajaiban alam yang Tuhan ciptakan bagi makhluk ciptaan-Nya.
Jadi ketika pemazmur berdoa agar wajah Tuhan bercahaya atas dirinya, sangat terlihat adanya kesamaan prinsip di dalamnya. Hati manusia juga memerlukan cahaya sorgawi dari Allah sendiri. Dalam Mazmur ini (ay 1-16), Daud menggambarkan adanya suasana gelap dalam hidupnya; ada jaring yang bisa menjerat, ada ancaman bagi jiwanya, ada rasa sesak, ada sakit hati, penuh dukacita, ada niat jahat orang, dan lain-lain. Namun sebagai hamba Tuhan, dia menyadari bahwa Allah sendiri adalah terang bagi hidupnya. Wajah Tuhan bagaikan matahari yang menyinari dan memberi hidup bagi jiwanya.
John Gills menggambarkan perkataan Daud, “Make thy face to shine upon thy servant.., in which he prays for the gracious presence of God, the manifestation of himself unto him, the discoveries of his love, the enjoyment of him in Christ, communion with him, the comforts of his Spirit, and joys of his salvation.” Ia berdoa agar boleh mengalami kehadiran Allah dan kasih-Nya dalam Kristus, serta penghiburan oleh Roh Kudus dan sukacita atas keselamatan daripada-Nya. Lukas juga menulis bahwa ketika Yesus dimuliakan di atas gunung, Petrus dan teman-temannya melihat kemuliaan-Nya; di mana Musa dan Elia berada dekat-Nya. Rupa wajah-Nya berubah dan pakaian-Nya menjadi putih berkilau-kilauan (Lukas 9:29). Sinar kemuliaan Kristus itu pun yang sanggup menyoroti hati Saulus yang gelap itu (Kisah Para Rasul 9:3; Efesus 5:15). Adakah sinar kemuliaan Kristus terus memancar dalam hati kita?
Inspirasi: Sorot lampu seterang apapun, hanya dapat menerangi kegelapan secara terbatas. Sedangkan cahaya sorgawi dari Allah sanggup menerangi hati yang paling gelap sekalipun.”
(LPMI/Boy Borang)
Recommended Posts
Mengalirkan Air Kehidupan
November 23, 2024
Kemenangan yang Menguatkan
November 22, 2024
Semangat Pahlawan, Iman yang Tak Tergoyahkan
November 21, 2024