Tuhan Mengampuniku
Bacaan : Mazmur 32: 1-5
“Dosaku kuberitahukan kepada-Mu, dan kesalahanku tidaklah kusembunyikan; aku berkata: “Aku akan mengaku kepada Tuhan pelanggaran-pelanggaranku,” dan Engkau mengampuni kesalahan karena dosaku.” (Mazmur 32:6)
Reinhold Niebuhr pernah berkata, “Forgiveness is the final form of love.” Benarkah itu? Memang dalam kenyataan bicara kasih dan mengasihi sesama itu sesuatu yang tidak mudah dalam dunia yang sekuler ini. Apalagi kalau dikatakan “kasihilah musuhmu.” Kalau sudah bermusuhan, pengampunan itu adalah sesuatu yang mustahil. Namun bagi seorang Kristen sejati, pengampunan atau mengampuni itu, seperti kata Martin Luther, “forgiveness is God’s command.” Jikalau itu perintah Allah maka mutlak dipatuhi. Mengapa? Karena Allah sendiri mengampuni orang berdosa. Ini yang membuat raja Daud berani memohon pengampunan dari Allah sendiri. Dari doa permohonannya ini, terlihat pengakuannya akan kemahatahuan dan otoritas Allah dalam mengampuni dosa. Tidak ada yang tersembunyi di hadapan Allah. Dia yang Mahakudus menghendaki umat-Nya hidup kudus (1 Petrus 1:16). Dan Daud mengalami bahwa pengakuan dosa mendatangkan kebebasan dalam batin dan juga sukacita serta kegirangan dalam hati (Mazmur 51: 8, 14). Sama halnya dengan ketika Yesus berkata kepada perempuan berdosa, “Dosamu telah diampuni”, sudah pasti hatinya merasakan kebebasan dan sukacita sorgawi (Lukas 7:48). Andaikata Allah kita tidak mau mengampuni dosa, maka semua orang tidak ada pengharapan akan keselamatan lagi.
Mari renungkan sejenak berita yang ada dalam buklet Empat Hukum Rohani. Apa yang terjadi andaikata berita itu hanya sampai pada Hukum yang kedua? Sudah pasti tidak ada lagi yang diharapkan orang, kecuali kebinasaan kekal. Namun segala puji bagi Tuhan, Ia telah rela berkorban di atas salib untuk mengampuni kita (Roma 5:8). Lalu bagaimana dengan kehidupan Kristen kita? Dalam kehidupan Kristen pun, kita harus belajar mengakui dosa kita (1 Yohanes 1:9). Mengapa? Karena tatkala kita lemah dan terjatuh dalam pencobaan, hubungan dan persekutuan kita dengan Dia menjadi rusak. Dan bukan itu saja, kita harus terus belajar mengampuni kesalahan orang lain (Matius 6:12). Barangkali di hari-hari ini kita masih menyimpan kemarahan, dendam, sakit hati pada seseorang bukan? Saatnya kita membangun kembali hubungan yang baik, dan bersedia mengampuni kesalahannya. Dengan demikian pekerjaan dan pelayanan kita tidak sia-sia.
Inspirasi: Orang percaya bukan hanya meminta pengampunan dari Allah untuk dirinya sendiri, tetapi juga meminta Allah mengampuni dosa sesamanya.
(LPMI/Boy Borang)
Recommended Posts
Mengalirkan Air Kehidupan
November 23, 2024
Kemenangan yang Menguatkan
November 22, 2024
Semangat Pahlawan, Iman yang Tak Tergoyahkan
November 21, 2024