Tuhan Membebaskanku
Bacaan: Mazmur 34:16-23
“Tuhan membebaskan jiwa hamba-hamba-Nya, dan semua orang yang berlindung pada-Nya tidak akan menanggung hukuman.” (Mazmur 34:23)
Psikologi telah berusaha untuk membahas gejala-gejala jiwa dan bagaimana mengatasi berbagai gangguan yang serius dalam kehidupan seseorang. Pertanyaannya, apakah benar bahwa psikologi mampu mengatasi persoalan jiwa manusia yang begitu kompleks? Pada suatu hari pernah seorang kepala Rumah Sakit Jiwa, jujur mengungkapkan bahwa ia sendiri seorang dokter jiwa, tetapi ia sendiri sedang sakit jiwa, katanya. Pasalnya, ia sangat trauma dengan anaknya yang diculik ketika berumur 5 tahun. Walaupun sudah puluhan tahun berlalu, ia sulit melupakannya, karena begitu menyedihkan dan menyakitkan. Ia seorang Kristen, dan ia meminta kami mendoakannya ketika itu. Jelas bahwa psikologi tentu tidak mampu mengurusi dan melepaskan orang persoalan, yang bukan sekedar psikis ini, tetapi suatu persoalan rohani. Hanya kuasa Allah yang sanggup membebaskan jiwa manusia dari tekanan hidup, dari dosa dan hukuman, termasuk segala macam ancaman dan intimidasi kuasa kegelapan.
Raja Daud jelas tidak berbicara pembebasan jiwa dalam perspektif psikologis, tetapi dalam perspektif Allah sendiri, karena Dialah Pencipta pribadi manusia, yang tahu persis persoalan hati atau batiniah manusia itu sendiri. Ia saja yang sanggup menebus orang berdosa dari segala persoalannya. Ini yang sangat disadari oleh Agustinus ketika berkata; “Engkau telah menciptakan kami untuk diri-Mu sendiri, maka hati kami senantiasa gelisah tanpa perhentian di dalam Dikau.” Mungkin dalam situasi yang mencekam oleh pandemic covid 19, banyak orang yang tadinya terikat oleh dosa, sekarang mau memperoleh kebebasan di dalam Sang Penebus, itulah Tuhan Yesus Kristus.
Warfield, seorang professor didaktik dan teologi polemis, sebagaimana dikutip oleh James Montgomerry Boice, mengatakan: “Penebus mengungkapkan bukan hanya kepada pengertian bahwa kita telah menerima keselamatan dari Dia, tetapi juga mengungkapkan kepada penghargaan kita akan apa yang harus Ia bayar untuk mendapatkan keselamatan ini bagi kita. Penebus secara khusus adalah nama Kristus di salib. Setiap kali kita mengucapkannya, salib ditempatkan di depan mata kita dan hati kita dipenuhi dengan ingatan penuh kasih, bukan hanya bahwa Kristus telah memberi kita keselamatan, tetapi juga bahwa Ia membayar suatu harga yang luar biasa mahal untuk itu.” Begitu mahalnya nilai pembebasan itu, apa yang kita mau persembahkan kepada-Nya?
Inspirasi: Di dalam Kristus kita bebas untuk menyembah Dia. Kita bebas untuk melayani dalam pekerjaan-Nya, dan kita juga bebas untuk memberitakan Dia pada jiwa-jiwa terhilang.
(LPMI/Boy Borang)
Recommended Posts
Mengalirkan Air Kehidupan
November 23, 2024
Kemenangan yang Menguatkan
November 22, 2024
Semangat Pahlawan, Iman yang Tak Tergoyahkan
November 21, 2024