Berdoa Sesuai Kehendak Tuhan

Berdoa Sesuai Kehendak Tuhan

Bacaan : Matius 6:5-13

“Jadi janganlah kamu seperti mereka, karena Bapamu mengetahui apa yang kamu perlukan, sebelum kamu minta kepada-Nya.” (Mat 6:8)

Doa adalah komunikasi dua arah antara dua pribadi yang saling mengasihi. Pernahkah kita memperhatikan sepasang kekasih yang berkomunikasi ? Wow pasti penuh dengan puji dan puja, perhatian dan ingin lebih lama berdua. Dalam bukunya, Prayer, Philip Yancey menyatakan bahwa kaum Ateis pun berdoa. Partai Komunis Rusia memasang tulisan di bawah potret pemimpin besar mereka, Joseph Stalin, "Jika kamu menghadapi kesukaran dalam pekerjaanmu, atau mendadak ragu pada kemampuanmu, ingatlah akan Stalin – maka kepercayaan dirimu akan pulih. Jika kamu menjadi kelelahan yang tidak pada tempatnya, ingatlah akan Stalin – maka pekerjaanmu akan tetap lancar. Jika kamu perlu mengambil keputusan yang benar, ingatlah Stalin – dan kamu akan berhasil. Orang Farisi dalam perikop bacaan kita juga senang berdoa di tempat umum, agar banyak orang yang melihat dan memuji mereka.

Tuhan Yesus menjelaskan, doa bukan monopoli kaum Farisi saja. Mereka yang tidak mengenal Allah pun berdoa (ay.7). Bagi- Nya, doa dari kedua golongan ini tak patut ditiru. Karena DIA telah mengajarkan berdoa sesuai dengan kehendak Bapa-Nya di surga. Karena ada kelompok yang menjadikan doa sebagai Mantra – semakin menguasai mantra doanya, dia semakin dapat memaksa Tuhan menjawab.

Manusia cenderung memperlakukan doa sebagai sarana pemenuhan kebutuhan. Makin butuh, makin kencang berdoa. Ujungnya, manusia bukan percaya kepada Tuhan melainkan mempercayai doa – tidak masalah kemana dialamatkan doanya. yang penting ialah kemanjuran kuasa doa, bukan kuasa Tuhan. Yang dipedulikan ialah keinginannya, bukan kehendak Tuhan. Dalam doa seperti itu tidak ada Tuhan, sebab Dia memang tak dikenal.

Inspirasi : Bagi kita orang percaya ketahuilah, dimanapun kita berada, selalu dapat berkomunikasi dengan Bapa kita di surga. Karena DIA mendengarkan kita walau ungkapan itu hanya di dalam hati, karena Yesus dekat di hati kita.

 

(LPMI/ Wilfred Soplantila)

share

Recommended Posts