Melepaskan Hak

Melepaskan Hak

Bacaan : Rut 3:1-18

“Lalu katanya: “Diberkatilah kiranya engkau oleh TUHAN, ya anakku! Sekarang engkau menunjukkan kasihmu lebih nyata lagi dari pada yang pertama kali itu, karena engkau tidak mengejar-ngejar orang-orang muda, baik yang miskin maupun yang kaya.” (Rut 3:10)

Rut di kenal dengan perempuan yang baik,dia tetap menjaga kekudusan hidupnya dan tidak menggunakan kecantikannya untuk menggoda pria lain. Terbukti dari perkataan Boas mengenai Rut, bagaimana ia memuji Rut, tentang keramahan dan kebaikannya, hal inilah yang membuat Boas juga menyukai nya. Dari pandangan Boas dia adalah wanita yang harus mendapatkan perlindungan penuh. Sehingga Boas juga setuju jika ia mengambil tanggung jawab untuk melindungi Rut yaitu menjadi suaminya. Apakah dengan pergi ke tempat pengirikan adalah dosa? Tidak. Karena memang adat di Israel seperti itu bahwa saudaranya wajib menanggung seseorang jika terjadi kemaitan pada suami atau Isteri Israel. Rut melakukan bagiannya dengan baik yaitu menjaga kekudusan hidupnya menjadi wanita yang mandiri dan pekerja keras, dan pada akhirnya bisa dilihat bahwa Tuhan menyediakan yang ia perlukan yaitu pendamping hidup. Walaupun ia adalah seorang Moab namun Tuhan tidak memandang dia dari suku mana, Tuhan melihat hatinya, sehingga dari keputusannya untuk mengikuti Allah Israel menjadi pengalaman yang indah bagi Rut.

Menjadi orang yang terus menjaga kekudusan hidup tentulah tidak mudah, namun Rut mampu melakukannya, ada tantangan bukan berarti menghalangi kita untuk hidup kudus, Rut terus melihat fokusnya kepada Tuhan dengan melakukan bagiannya sebagai umat Tuhan. Karena itu ia dapat menjaga kekudusan hidup, sehingga Tuhan memberkati dia menjadi perempuan yang terpandang baik di mata orang-orang waktu itu. Padahal dia adalah orang baru yang masuk ke negara Israel. Ia melepaskan semua haknya dan mengikuti Allah Israel hidup menurut ketetapan Allah. Dan Allah memberikan yang terbaik bagi Rut.

Melepaskan semua yang menjadi hak kita dan hidup fokus dihadapan Tuhan menjadikan kita pribadi yang dewasa dalam Tuhan. Tantangan bukan jalan untuk berhenti tetapi akan kita jadikan sebagai batu lonjakkan untuk iman kita melihat janjiNya dinyatakan kepada kita.

(LPMI/Juniwati Nubatonis)

share

Recommended Posts