Mau Bahagia?

Mau Bahagia?

Bacaan: Mazmur 1:1-3

tetapi yang kesukaannya ialah Taurat TUHAN, dan yang merenungkan Taurat itu siang dan malam (ay. 2)

Banyak orang ingin mencari kebahagiaan dengan jalan yang salah/jalan pintas dan akhirnya menghasilkan kekecewaan dan keputusasaan. Misalnya ada yang mau meneguk minuman keras sehingga akhirnya dia menjadi agak sedikit mabuk dan bisa menghayal tentang kebahagiaan. Ada yang mencoba mengakhiri hidup karena merasa hidup ini kurang mendapat kebahagiaan; disangkanya dengan mengakhiri hidupnya, kebahagiaan yang akan diterimanya. Ada yang mengumpulkan uang sebanyak-banyaknya dengan cara yang benar maupun dengan cara yang tidak benar dengan alasan kalau banyak uang dia akan bahagia. Dan masih banyak cara yang tidak benar lagi yang kita dapat sebutkan satu persatu. Namun semuanya itu berakhir dengan kegagalan dan kekecewaan bahkan kematian kekal.

Pemazmur (Daud) menyampaikan resep yang sederhana untuk menjadi orang yang berbahagia. Yang pertama adalah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik. Dalam tahun-tahun pemerintahan Daud, dia memiliki beberapa penasihat. Ada penasihat yang baik, ada juga penasihat yang tidak baik (Ahitofel) yang membelot menjadi penasihat Absalom si pemberontak dan akhirnya Ahitofel menggantung diri dan mati (2 Sam 17:23). Jadi Daud tahu betul kalau orang ingin berbahagia, jangan menuruti nasihat orang fasik. Yang kedua ialah orang yang tidak berdiri di jalan orang berdosa. Artinya orang yang berpendirian untuk tidak mau mengikuti cara- cara hidup dari orang yang selalu/suka melakukan dosa/kejahatan dalam hidup mereka sehari-hari. Makanya Daud dengan penuh keyakinan berkata kepada Tuhan untuk selalu menyelidiki hatinya; kalau ada yang salah, dia minta Tuhan untuk menuntun dia di jalan yang kekal, sehingga dia selalu hidup berkenan pada Tuhan (Mazmur 139:23,24). Yang ketiga ialah orang yang tidak duduk dalam kumpulan pencemooh. Pencemooh di sini adalah orang-orang yang menganggap remeh hukum Tuhan dan mengolok-olok apa yang suci. Jadi mereka ini adalah orang tidak suka pada firman Tuhan dan terhadap hal-hal yang dianggap sakral. Yang keempat adalah orang yang memiliki kecintaan yang sungguh-sungguh akan firman Tuhan, mau merenungkan firman itu siang dan malam dan terlebih dari itu bersedia melakukannya.

Apa upah dari orang yang berbahagia di atas? Ayat 3 menjelaskan dengan gamblang bahwa ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air. Lihat saja pohon-pohon yang di tanam di tepi sungai atau kanal-kanal air; daunnya begitu rimbun, segar, tidak pernah mengalami musim kering dan pohon-pohon tersebut akan menghasilkan buah tepat pada waktunya. Jadi orang yang berbahagia tersebut hidupnya dijamin oleh Tuhan dari hari ke hari. Bahkan di setiap usahanya, dia akan selalu berhasil oleh karena Tuhan. Saudara mau bahagia? Cintailah Tuhan dan firman-Nya, renungkan itu siang dan malam serta siap sedialah untuk melakukannya. Amin!

(LPMI/Denny Kawenas)

share

Recommended Posts