Hati-hati dengan Anjing-anjing

Hati-hati dengan Anjing-anjing

Bacaan: FILIPI3:1-14

Hati-hatilah terhadap anjing-anjing, hati-hatilah terhadap pekerja-pekerja yang jahat, hati-hatilah terhadap penyunat-penyunat palsu. (Filipi 3 : 2)

Saat kampanye seorang jurkam berusaha meyakinkan pemilih akan kelayakan calon-nya. Ketika dia terpilih, barulah terkuak kejahatannya selama ini. Pemilih yang salah pilih itu kecewa & menyesal memilih seorang koruptor. Dalam hal ini siapa yang salah? pemilihnya, jurkamnya, atau pejabatnya? Mungkin yang terjahat adalah pencipta sistem tersebut.

Kata anjing dalam bacaan ini sepertinya kasar sekali sebab dialamatkan pada para Yudais yang ingin merusak kekristenan dengan tradisi Yahudi. Paulus dengan sadar menggunakan diksi tersebut, “menuliskan hal ini lagi kepadamu tidaklah berat…” (ay 1b) artinya dia tegas mengulang hal itu. Mungkin Paulus terinspirasi seruan nabi Yesaya tentang anjing-anjing bisu penjaga Israel (Yesaya 56: 10-11). Bagian inipun ditulis setelah kesekian kalinya Paulus mengumandangkan sukacita (3:1a) yang semuanya tercatat 16 kali di surat Filipi. Apakah kata anjing ini tidak merusak nuansa sukacita? Ilham Roh Kudus tidak pernah salah. Sukacita yang diamanatkan Paulus bukanlah suatu nuansa emosional semata, namun melibatkan akal budi secara proporsional dan hikmat yang murni. Kata ini menjadi penting justru agar menjadi tekanan agar kewaspadaan dan analisa berpikir jemaat makin terasah dalam arahan Roh Kudus.

Saat ini percaturan nilai dalam dunia kerja, karier, bisnis, bahkan sosial kemasyarakatan makin sumir dan abu-abu. Jika tidak peka & waspada kita bisa tertipu, terjebak, serta terpedaya. Mewaspadai pengajar sesat bukan soal theologi semata. Manipulasi dalam pelayanan Kristenpun bisa terjadi, mungkin mengejar target, menyenangkan atasan atau donatur, mencari jalan pintas meniti karier, atau sekedar “mark up dan korupsi kecil-kecilan” di tiap komisi. Mungkinseseorang bukan anjing seperti definisi diatas, namun perilakunya mirip anjing. Tidak ada orang yang kebal dosa selama masih hidup di dunia ini. Siapakah kita? Sehebat apakah kita? Sesuci apakah hidup kita? Rendahkanlah diri dibawah kaki Tuhan niscaya hidup kita tetap terjaga dan makin waspada. (WDj)

Inspirasi: Roh Kudus menjaga dan melingkupi kita dengan kuasa-Nya.

(LPMI/Wahyu dan Rini)

share

Recommended Posts