Monumental Christmas
Bacaan: LUKAS 2 : 8-20
“Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud.” (Luk. 2:11)
Betlehem, yang disebut kota Daud, adalah situs tempat Kristus lahir, yang tertulis dalam Alkitab sebagai fakta sejarah, dan itu menjadi salah satu icon utama yang dikunjungi para wisatawan ketika memasuki wilayah Israel. Kota itu menjadi monumental hingga hari ini, tiap kali Christmas Day tiba. Bagaimanapun Christmas tak berarti apabila itu bukan fakta nyata, baik geografis maupun historis. Perkataan malaikat yang memberitakan Kristus itu, tetap tak terlupakan, meskipun itu sudah lebih dari 2000 tahun yang lampau.
Mari kita pikirkan kata-kata itu lebih dalam. “Hari ini…” hari lahir Sang Raja itu terjadi, di saat kekaisaran Romawi sedang berjaya. Di luar dugaan, kota Betlehem, yang adalah sebuah kota kecil, menjadi pusat perhatian dunia. Kelahiran-Nya itu tidak perlu meminta persetujuan dari kaisar atau pemimpin wilayah lainnya. Rencana Allah tetap terlaksana sesuai kehendak-Nya. “Lahir bagimu Juruselamat” yaitu bagi dunia yang berdosa, perlu ada Yesus Kristus yang datang untuk menyelamatkan mereka dari hukuman kekal. Ada penolakan? Ya, seperti dikatakan di dalam Yohanes 1:10-11. Namun bagi mereka yang menerima-Nya akan beroleh hak menjadi anak-anak Allah (1:12). Ini berita yang membangkitkan semangat bagi mereka yang menantikan Dia dengan hati terbuka, tetapi menjadi berita yang mematikan bagi mereka yang hatinya tertutup oleh dosa.
Apakah ini yang dimengerti oleh mereka yang merayakan Natal? Bagi orang yang percaya kepada-Nya, Christmas yang hidup dan menjadi begitu monumental, bukan karena kekaguman historis saja, tetapi karena kehadiran-Nya sebagai Tuhan dan Juruselamat yang nyata di dalam hati. Seperti orang yang menyanyikan lagu Natal: “Dia lahir untuk kami..” tentu saja bukan sekedar mengucapkan tetapi mengalaminya. Tetapi Iblis yang tidak mau Kristus hadir dalam hati manusia, telah mencoba merusak doktrin tentang Kristus dan keselamatan di dalam Dia. Dalam sejarah gereja, Kristologi dan Soteriologi paling banyak diperdebatkan. Mengapa? Sekali lagi, Iblis tidak mau jika orang menjadi mengerti dan percaya pada Yesus. Efeknya, banyak orang menjadi tidak percaya, tetapi lebih banyak lagi yang menjadi percaya dan bertekuk lutut di hadapan-Nya, hingga hari ini.
Bagaimana dengan sikap kita? Apakah Christmas sekedar monument atau monumental? Jika kita berkata itu monumental, berkesan dalam hidup kita, maka kita akan berkata; Terimakasih Tuhan, Engkau telah datang ke dunia mencari aku orang berdosa. Kini Engkau di hatiku, bukan untuk sementara, tapi selamanya.
Inspirasi: Seorang tourist mungkin mengenang peristiwa di Betlehem sebagai masa lalu, tetapi orang percaya melihat Dia yang lahir itu, sebagai Tuhan sepanjang masa.
(LPMI/Boy Borang)
Recommended Posts
Mengalirkan Air Kehidupan
November 23, 2024
Kemenangan yang Menguatkan
November 22, 2024
Semangat Pahlawan, Iman yang Tak Tergoyahkan
November 21, 2024