Nebukadnezar atau Belsyazar

Nebukadnezar atau Belsyazar

Bacaan: Daniel 5:18-30

…”Allah menentang orang yang congkak, tetapi mengasihani orang yang rendah hati.” (Yakobus 4:6).

Nebukadnezar mengalami masa yang sulit sebelum akhirnya ia mengakui kebesaran Allah yang Mahatinggi. Ia dihalau dari antara manusia dan hatinya menjadi sama seperti hati binatang, dan tempat tinggalnya ada di antara keledai hutan; kepadanya diberikan makanan rumput seperti kepada lembu, dan tubuhnya basah oleh embun dari langit, sampai ia mengaku bahwa Allah, Yang Mahatinggi, berkuasa atas kerajaan manusia dan mengangkat siapa yang dikehendaki-Nya untuk kedudukan itu. Kemudian Nebukadnezar mengalami pemulihan. Tidak demikian halnya dengan Belsyazar, anaknya. Ia tidak merendahkan diri, walaupun ia mengetahui apa yang dialami oleh ayahnya. Belsyazar meninggikan diri terhadap Yang Berkuasa di sorga. Akibatnya ia kehilangan kerajaan, kekuasaan dan hal-hal yang ia banggakan (Daniel 5:21-23).

Meninggikan diri adalah sebuah sikap yang lahir dari hati yang abai akan pertolongan Tuhan dan memusatkan pujian kepada diri sendiri. Faktanya segala sesuatunya berasal dari Tuhan. Seseorang pernah mengatakan bahwa sangat mudah untuk berada dalam keadaan tidak berdaya hanya karena hal yang nampaknya sepele, semisal saat seseorang mengalami “gliyeng” maka kepintarannya, kekuatannya, kecakapannya bisa nyaris tidak bermanfaat sama sekali. Sayangnya, manusia seringkali abai dan berpikir bahwa apa yang diperolehnya adalah semata karena kesanggupannya.

Dalam 1 Tawarikh 29: 11-12 dikatakan: “Ya Tuhan, punya-Mulah kebesaran dan kejayaan, kehormatan, kemasyhuran dan keagungan, ya, segala-galanya yang ada di langit dan di bumi! Ya Tuhan, punya-Mulah kerajaan dan Engkau yang tertinggi itu melebihi segala-galanya sebagai kepala. Sebab kekayaan dan kemuliaan berasal dari pada-Mu dan Engkaulah yang berkuasa atas segala-galanya; dalam tangan-Mulah kekuatan dan kejayaan; dalam tangan-Mulah kuasa membesarkan dan mengokohkan segala- galanya.

Inspirasi: Tuhan berkenan kepada hati yang menghormati dan memuliakan-Nya. Sebab segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya! (Roma 11:36).

(LPMI/Lamroida Silalahi)

share

Recommended Posts