Rengekan Maut

Rengekan Maut

Bacaan : Hakim-hakim 16: 4-31

“Lalu setelah perempuan itu berhari-hari merengek-rengek kepadanya dan terus mendesak-desak dia, ia tidak dapat lagi menahan hati, sehingga ia mau mati rasanya.” (Hakim-hakim 16: 16)

Berapa tahun lampau seorang “anak Tuhan” lugu yang sukses menjadi seorang dosen di sebuah PTN, tetap membujang cukup lama. Tahu-tahu sang dosen ini menjadi mualaf setelah mempersunting seorang mahasiswi yang memikat hatinya. Hingga di usia pensiunnya beliau tetap tidak kembali pada Tuhan terlebih setelah sang istri menggunakan cadar.

Simson adalah nazir Allah yang istimewa karena kekuatan fisiknya. Sepanjang karirnya sebagai hakim, pengajarannya yang mendidik Israel agar takut akan Allah tidak banyak. Pasca kegagalan perkawinannya (ps 15: 2 dst) tercatat ia dekat dengan perempuan-perempuan asing lagi, dan Delila adalah cinta terakhir dan ternista yang memakan nyawanya. Dari narasi tersebut tidak ada indikasi Delila mencintai Simson, entah kenapa dia mau didekati Simson. Ketika para raja Filistin menawarkan kerjasama dengan imbalan fantastis, maka hal itu diterimanya dengan gembira. Simson sendiri masih bisa bertahan dari tipu daya Delila hingga 3 kali, tapi dengan rengekan terakhir berhari-hari, hancurlah pertahanan Simson (16: 6-16 ), terkuak rahasianya dan tertangkaplah ia dengan mudah. Ia dinistakan sedemikian rendah hingga kematiannya. Memang di penghujung wafatnya Simson bertobat pada Tuhan. Bapa yang penuh Kasih meluluskan permohonannya dan jadilah perang terakhir Simson berhasil gemilang melampaui seluruh hasil peperangan selama hidupnya (16:23-31). Dalam keterbatasan dan keunikannya, Simson tetaplah dicatat sebagai tokoh iman (Ibrani 11: 32).

Saat ini adakah spirit Delila di sekeliling kita? Ada, sebab demi harta segalanya bisa ditempuh untuk menghabisi suami termasuk nyawanya sekalipun. Apa pelajaran bagi kita dari kasus rengekan Delila ini? Kebutuhan hidup (materiil, aktualisasi diri) memang tinggi, namun jangan menjual iman demi apapun, baik kemolekan pasangan, kedudukan, popularitas, ataupun kekayaan. Tujuan yang salah akan menghabisi ketika kita melupakan bahkan meninggalkan Tuhan. Obsesi tidak kudus itu berbahaya bukan hanya karena ketamakan, namun juga nama baik keluarga dan keturunan, bahkan nyawa kita bisa melayang sia-sia. Kiranya Allah melindungi kita dari berbagai rengekan yang menjerat dan menghancurkan iman.

Inspirasi: Rengekan manusia yang menghancurkan, harus dilawan dengan kuasa Allah yang membawa kemenangan.

(LPMI/Rini Djatikoesoemo)

share

Recommended Posts