Jagalah Dirimu!
Bacaan : Yosua 6:9-27
“Tetapi kamu ini, jagalah dirimu terhadap barang-barang yang dikhususkan untuk
dimusnahkan, supaya jangan kamu mengambil sesuatu dari barang-barang yang
dikhususkan itu setelah mengkhususkannya dan dengan demikian membawa
kemusnahan atas perkemahan orang Israel dan mencelakakannya.” (Yosua 6:18)
Ada apa dengan diri manusia sehingga harus dijaga atau dikontrol?
Dengan mengatakan jagalah dirimu, berarti seolah-olah ada dua diri. Itu
berarti diri yang benar harus menjaga diri yang jahat bukan? Memang diri
manusia yang sudah bersatu dengan Kristus, akan berbenturan dengan diri
yang belum percaya kepada Kristus. Rasul Paulus menyebutnya manusia lama
dan manusia baru (Kol 3:5-17). Jadi manusia baru diperintahkan mengontrol
tabiat manusia lamanya, agar tidak mengganggu tabiat barunya. Dapat
dikatakan bahwa “diri” ini menjadi begitu ‘liar’ jika tidak dijaga.
Memang kepribadian manusia setelah kejatuhan dalam dosa, sudah
dipenuhi dengan natur dosa (kedagingan). Tadinya manusia diciptakan baik
dan kudus adanya, akhirnya menjadi rusak (depraved) oleh dosa. Yosua tahu
hal itu dan itulah sebabnya, dia mengingatkan agar bangsa itu harus menjaga
dirinya. Tatkala tabiat lama menuntut perhatian, termasuk keserakahan (ini
yang mau diingatkan Yosua), agar jangan diladeni. Kalau diladeni atau
dibuahi, maka itu akan melahirkan dosa (Yak. 1:14-15). Itu nyata terjadi
ketika manusia di taman Eden meladeni perkataan Iblis (Kej.3:2-6). Keinginan
daging pun bercokol dalam diri manusia, sampai berani mengabaikan
perkataan Tuhan. Keinginan untuk mengambil barang yang dilarang, bekerja
begitu kuat dalam diri manusia, dan itu terjadi pada Akhan (Yos.7). Godaan
memang begitu kuat bagi siapapun, dan yang tidak menjaga dirinya, pasti
jatuh (cf. Kel. 20:17). Lewat raja Salomo, Allah juga mengingatkan hal yang
sama, “Jagalah hatimu dengan segala kewaspadaan, karena dari situlah
terpancar kehidupan.” (Ams. 4:23). Yesus menegaskan juga agar murid-Nya
berjaga-jaga, karena daging itu lemah (Mat. 26:41). Menjaga diri bermakna
sama dengan menguasai diri atau menjaga hati. Timotius pun diingatkan
untuk menguasai diri dalam segala hal (2 Tim.4:5). Tentu saja ia harus
menjaga diri dengan meminta kekuatan Roh Kudus. Sekarang kita pun
ditanya, sejauh mana implementasi kita dalam hal menjaga diri? Potensi
godaan kedagingan dunia begitu kuat untuk menjatuhkan kita. Apa yang mau
kita lakukan?
Inspirasi: Adalah suatu keharusan bahwa setiap orang percaya harus
menjaga dirinya setiap saat, karena potensi terjatuh ke dalam dosa sangatlah
mungkin ketika ada celah.
(Boy Borang/LPMI)
Recommended Posts
Kemenangan yang Menguatkan
November 22, 2024
Semangat Pahlawan, Iman yang Tak Tergoyahkan
November 21, 2024
Berdiri Teguh di Tengah Tantangan
November 20, 2024