MANUSIA DUNIAWI….JANGAN!!!
1 Korintus 3: 1-3
“….. Sebab, jika diantara kamu ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi dan bahwa kamu hidup secara manusiawi? ” (1 Ko. 3: 3b)
Secara literal, dalam bacaan ini rasul Paulus memetakan adanya 3 jenis manusia, manusia duniawi yang belum mengenal Kristus, orang Kristen rohani, dan orang Kristen duniawi. Ketiganya bukan merupakan tingkatan atau tahap hidup manusia, namun sebuah fenomena manusiawi yang memang demikian adanya.
Setiap orang yang telah menerima Kristus dalam hatinya secara sungguh
-sungguh sudah memiliki kepastian keselamatan dan hidup kekal. Namun di sisi lain ada proses pengudusan seumur hidup yang harus dikerjakan dengan bergantung penuh pada pimpinan Roh Kudus. Secara mudahnya kondisi ketika umat Tuhan dalam kondisi berdosa, rasul mengatakan sebagai hidup secara manusiawi (carnal) yang tidak mengandalkan Tuhan (orang Kristen duniawi). Situasi dan momentum ini bukan sebulan atau setahun sekali, bahkan dalam sehari pun bisa terjadi berkali-kali. Contoh sederhana dan riilnya adalah ketika ada iri hati dan perselisihan (dalam beberapa terjemahan Inggris : envying and strife and divisions-iri hati-perselisihan dan perpecahan). Hal tersebut bisa dilakukan oleh semua jenis manusia Kristen (yang lahir baru): remaja, pemuda, baru babtis atau sidi, siswa, mahasiswa, Guru Besar, karyawan sampai CEO, bahkan hamba Tuhan senior saat di atas mimbar sekalipun. Betapa rapuhnya manusia dengan natur keberdosaannya itu sangat membutuhkan tuntunan dan kuasa Roh Kudus. Diperlukan komitmen pribadi yang serius untuk bertumbuh dalam iman, sikap dan perilaku yang makin kudus hari lepas hari.
Mari memohon pimpinan Allah agar kita makin peka dan secepat mungkin sadar saat mulai tumbuh iri hati, suka berselisih dan bertengkar. Terus berhati-hati dan cepat bertindak untuk mengatasi hal di atas. Segera bertobat dalam pertolongan-Nya agar hidup kita makin efektif dan menjadi berkat. Hancurkan iri hati dan perselisihan bersama Allah.
Inspirasi: Bertambahnya usia (termasuk usia kekristenan) menuju kedewasaan (iman) adalah hasil keputusan, komitmen, dan kerja keras dalam pimpinan Roh Kudus.
(LPMI/Wahju Djatikoesoemo)
Recommended Posts
Mengalirkan Air Kehidupan
November 23, 2024
Kemenangan yang Menguatkan
November 22, 2024
Semangat Pahlawan, Iman yang Tak Tergoyahkan
November 21, 2024