SUARA YANG DIDENGAR
Bacaan, Ibrani 3:7-19
“Sebab itu, seperti yang dikatakan Roh Kudus: ‘Pada hari ini, jika kamu mendengar suara-Nya, janganlah keraskan hatimu.’” (Ibrani 3:7-8)
Di sebuah taman, terdapat sekelompok anak yang asyik bermain. Sementara itu, seorang ibu memanggil anak-anaknya untuk kembali pulang. Namun, mereka terlalu terjebak dalam permainan hingga tidak mendengar suara ibunya. Ketika akhirnya mereka kembali, sang ibu menjelaskan, “Saya memanggilmu bukan hanya untuk membawa pulang, tetapi untuk menjaga keselamatanmu.” Dalam hal ini, meskipun suara orang tua mungkin tidak selalu didengar, penting bagi anak-anak untuk belajar mendengarkan dan menghormati panggilan yang datang dari orang yang mengasihi mereka.
Dalam Ibrani 3:7-19, penulis mengingatkan kita untuk tidak mengeraskan hati kita seperti bangsa Israel di padang gurun yang menolak untuk mendengarkan Tuhan. Ini menjadi pelajaran berharga bagi keluarga kita: pentingnya mendengarkan suara Tuhan dan saling menghormati di dalam keluarga agar kita bisa hidup dalam ketaatan.
Penulis Ibrani mengingatkan kita bahwa ketika kita mendengar suara Tuhan, kita harus merespons dengan taat. Dalam keluarga, mendengarkan adalah kunci. Kita perlu menciptakan lingkungan di mana setiap anggota merasa aman untuk berbicara dan berbagi, serta mendengarkan suara Tuhan yang disampaikan melalui firman-Nya dan melalui satu sama lain. Kekerasan hati dapat menghalangi kita untuk mendengar dan mengikuti panggilan Tuhan. Dalam konteks keluarga, kita harus berusaha untuk tidak membiarkan ego atau perselisihan menghalangi komunikasi. Mari kita belajar untuk menjaga hati kita tetap lembut dan terbuka, terutama ketika Tuhan berbicara melalui anggota keluarga kita.
Penulis Ibrani mengingatkan bahwa kita tidak dapat melakukan perjalanan iman sendirian. Keluarga adalah tempat di mana kita saling mendukung dan mengingatkan satu sama lain untuk tetap taat. Dengan berkumpul untuk berdoa, membaca Alkitab, atau berbicara tentang iman kita, kita bisa membangun satu sama lain dan menguatkan hubungan kita dengan Tuhan. Kita perlu memberikan teladan dalam ketaatan. Jika orang tua menunjukkan ketaatan kepada Tuhan dan bersedia mendengarkan, anak-anak kita akan lebih cenderung mengikuti. Dalam situasi sehari-hari, mari kita tunjukkan sikap hormat dan taat, tidak hanya kepada Tuhan, tetapi juga kepada satu sama lain.
**Refleksi:**
Hari ini, renungkan bagaimana kita bisa lebih mendengarkan suara Tuhan dalam keluarga. Apakah ada cara di mana kita bisa lebih menghormati satu sama lain dan menjaga hati kita tetap lembut? Bagaimana kita bisa saling mendukung dalam ketaatan kepada Tuhan
TIM WEB/FK
Recommended Posts
Mengalirkan Air Kehidupan
November 23, 2024
Kemenangan yang Menguatkan
November 22, 2024
Semangat Pahlawan, Iman yang Tak Tergoyahkan
November 21, 2024