ISTIRAHAT SEJATI

ISTIRAHAT SEJATI

Bacaan Ibrani 4:1-11

 

Nat 4:11 Karena itu baiklah kita berusaha untuk masuk ke dalam perhentian itu, supaya jangan seorangpun jatuh karena mengikuti contoh ketidaktaatan   itu juga.

 

Di sebuah desa, ada sebuah keluarga yang sangat rajin. Setiap hari mereka bekerja keras, tetapi sering kali lupa untuk beristirahat. Suatu hari, nenek mereka, yang selalu bijak, berkata, “Kita bekerja untuk hidup, bukan hidup untuk bekerja. Mari kita ambil waktu untuk bersantai dan menikmati kebersamaan.” Setelah mendengarkan, keluarga itu mulai menyisihkan waktu untuk berkumpul, berbagi cerita, dan bersantai bersama. Mereka menyadari bahwa di tengah kesibukan, mereka juga membutuhkan waktu untuk beristirahat dan menikmati janji-janji Tuhan.

Dalam Ibrani 4:1-11, penulis mengingatkan kita tentang pentingnya memasuki “istirahat” yang dijanjikan Tuhan. Istirahat ini bukan hanya tentang berhenti dari pekerjaan fisik, tetapi juga tentang ketaatan kepada-Nya. Ini mengajak kita untuk merenungkan bagaimana kita dan keluarga kita dapat menjalani hidup yang taat dan menemukan ketenangan dalam janji Tuhan.

Penulis mengingatkan bahwa janji untuk masuk ke dalam istirahat Tuhan masih ada. Dalam konteks keluarga, kita perlu memiliki iman dan ketaatan kepada Tuhan agar bisa merasakan istirahat sejati. Ini berarti mengajarkan setiap anggota keluarga untuk percaya dan mengikuti jalan Tuhan, tidak hanya dalam kata-kata, tetapi juga dalam tindakan.

Di tengah kesibukan hidup, kita sering kali lupa untuk berhenti dan merenung. Tuhan menginginkan agar kita menemukan ketenangan dalam-Nya. Dengan meluangkan waktu untuk berdoa dan membaca firman-Nya, kita bisa membawa damai sejahtera ke dalam keluarga kita. Ajak keluarga untuk beristirahat bersama di hadapan Tuhan, menjalin hubungan yang lebih erat.

Ibrani 4:9-10 mengingatkan kita bahwa ada istirahat yang tersisa bagi umat Allah. Keluarga yang taat berkomitmen untuk memasuki istirahat ini dengan hidup dalam ketaatan. Mari kita bangun kebiasaan berdoa bersama, membaca Alkitab, dan berbagi pengalaman iman agar setiap anggota keluarga merasakan keberkahan dari hidup yang taat kepada Tuhan.

Ketaatan tidak hanya berasal dari perintah, tetapi juga dari teladan. Sebagai orang tua atau anggota keluarga yang lebih dewasa, kita perlu menunjukkan sikap taat kepada Tuhan dalam kehidupan sehari-hari. Ketika kita menjalani iman dengan tulus, anak-anak kita akan melihat dan terdorong untuk mengikuti contoh tersebut.

 

**Refleksi:**

Hari ini, renungkanlah bagaimana kita bisa lebih taat kepada Tuhan dalam keluarga. Apakah ada kebiasaan yang perlu diubah untuk memasukkan waktu istirahat bersama dalam Tuhan? Bagaimana kita dapat menunjukkan ketaatan kita kepada Tuhan dengan cara yang relevan bagi anggota keluarga?

 

TIM WEB/FK

share

Recommended Posts