Semangat Baru

Semangat  Baru

Bacaan: Ibrani 7:11-22

Sebab, jikalau imamat berubah, dengan sendirinya berubah pula hukum Taurat itu. – Ibrani 7:12

 

Dalam beberapa minggu terakhir, istri saya memutuskan untuk membuka usaha baru yang berfokus pada makanan rumahan. Keputusan ini tidak datang tanpa tantangan. Dia ingin menciptakan sesuatu yang tidak hanya bermanfaat bagi keluarga kami tetapi juga memberikan kontribusi kepada orang lain. Saya melihat betapa besar tekadnya meskipun harus menghadapi berbagai rintangan, seperti pengaturan waktu antara bisnis, keluarga, dan tanggung jawab lainnya.

Setiap kali dia pulang dari mengantar anak-anak sekolah, dia segera menuju dapur untuk mempersiapkan bahan-bahan dan mencoba resep-resep baru. Meskipun lelah, senyumnya selalu menghiasi wajahnya. Dalam proses ini, dia tidak hanya mengerjakan bisnisnya, tetapi juga mengajak anak-anak untuk berpartisipasi, mengajarkan mereka tentang kerja keras dan pentingnya melayani orang lain melalui makanan yang mereka siapkan.

Di sinilah saya melihat nilai dari “melayani” dalam keluarga kami. Seperti Melkisedek yang memberikan berkat kepada Abraham, istri saya memberikan berkat melalui masakan yang dia buat, berupaya untuk menyebarkan kasih dan perhatian kepada orang-orang di sekitar kami. Dia melayani tidak hanya melalui produk yang dia hasilkan tetapi juga dengan menyentuh kehidupan orang lain, satu piring pada satu waktu.

Ibrani 7:11-22 mengajarkan kita tentang perubahan hukum dan peranan imam yang baru yang lebih baik daripada imam-imam sebelumnya. Dalam hal ini, kita diajarkan tentang pelayanan yang dilakukan dengan semangat yang baru. Ketika istri saya membuka bisnis ini, dia sebenarnya menerapkan prinsip pelayanan dalam keluarga. Melalui bisnisnya, dia berusaha memenuhi kebutuhan orang lain dan memberikan mereka sesuatu yang lebih dari sekadar makanan; dia memberikan cinta, perhatian, dan kasih sayang.

Pelayanan dalam keluarga tidak selalu tampak megah. Kadang-kadang, itu adalah tindakan sederhana yang diambil dengan penuh ketulusan dan dedikasi, kita juga perlu memberikan contoh yang baik kepada anak-anak kita tentang bagaimana cara menghargai orang lain.

 

Refleksi:

Bagaimana kita dapat melayani satu sama lain dalam keluarga kita? Apakah kita sudah menciptakan suasana di mana setiap anggota keluarga merasa dihargai dan diperhatikan? Mari kita dukung dan saling melayani, sehingga kita menjadi keluarga yang tidak hanya hidup untuk diri sendiri, tetapi juga untuk orang lain.

 

TIM WEB

share

Recommended Posts