Membuka Penglihatan
Bacaan : Markus 8:22-26
Yesus memegang tangan orang buta itu dan membawa dia keluar desa. Lalu Ia meludahi mata orang itu dan meletakkan tangan-Nya atasnya dan bertanya kepadanya: “sudahkah kau lihat sesuatu?’” Markus 8: 23 (TB2)
Beberapa waktu yang lalu, ketika istri saya memutuskan untuk memulai usaha baru. Dia telah lama memiliki minat dalam memasak. Namun, rasa ragu dan ketakutan mulai menghampirinya. Dia khawatir tentang bagaimana orang lain akan menerima makanan yang dia buat dan apakah dia bisa membagi waktu antara usaha baru ini dengan tanggung jawab rumah tangga.
Melihat semangatnya yang mulai surut, saya berusaha memberi semangat. Saya mengajak dia berdiskusi tentang rencananya dan mengingatkan semua keahlian yang sudah dia miliki. Kami juga menghabiskan waktu bersama di dapur, mencoba resep-resep baru dan merencanakan menu yang bisa ditawarkan. Melihat bagaimana ide-ide itu mulai mengalir kembali ke dalam dirinya membuat saya yakin bahwa usaha ini adalah langkah yang tepat baginya.
Dalam proses tersebut, saya menyadari bahwa memberikan dukungan bukan hanya tentang memberi nasihat, tetapi juga tentang bersama-sama mengerjakan hal itu, mendengarkan kekhawatirannya, dan menunjukkan keyakinan bahwa dia bisa melakukannya. Dukungan kecil ini membangkitkan semangatnya untuk melangkah maju dan mengejar tujuannya.
Dalam Markus 8:22-26, kita membaca tentang Yesus menyembuhkan seorang buta di Betsaida. Proses penyembuhan ini unik, karena Yesus melakukan dua langkah: pertama, Ia mengoleskan ludah-Nya pada mata orang buta dan kemudian bertanya, “Apakah kamu melihat sesuatu?” Ketika orang itu menjawab bahwa ia melihat orang-orang seperti pohon yang berjalan, Yesus mengulangi penyembuhan-Nya hingga ia bisa melihat dengan jelas. Dia tidak hanya menyembuhkan secara instan, tetapi juga meluangkan waktu untuk menanyakan apakah orang itu dapat melihat dengan jelas. Ini menunjukkan bahwa pelayanan itu memerlukan perhatian dan empati.
Refleksi: Sekarang, mari kita renungkan: Seberapa sering kita meluangkan waktu untuk mendukung satu sama lain di dalam keluarga kita? Apakah kita sudah cukup mendengarkan, memberikan semangat, dan membantu saat salah satu dari kita merasa ragu atau takut untuk melangkah?
TIM WEB
Recommended Posts
Kemenangan yang Menguatkan
November 22, 2024
Semangat Pahlawan, Iman yang Tak Tergoyahkan
November 21, 2024
Berdiri Teguh di Tengah Tantangan
November 20, 2024