SENIMAN BERANI MATI

Firman Tuhan: 2 Korintus 3: 1-18
“Karena kami mempunyai pengharapan yang demikian, maka kami bertindak dengan penuh
keberanian/” (2 Korintus 3:12)
HD, seorang maestro seni kontemporer Indonesia, bersama seniman lain dari berbagai
negara mendapat “Award” di Belanda. Penghargaan diberikan oleh suami Ratu Belanda
dengan protokoler ketat kerajaan. Mereka dibriefing untuk bersikap dan menyebut suami
Ratu dengan detail. Saat tiba giliran seniman Indonesia, dengan penuh keyakinan
penghargaan diterima dengan kepala tegak lalu bersalaman dengan suami Ratu tanpa
protokoler. Selesai acara ada “Sidang kode etik mendadak” oleh panitia yang begitu marah
dan tersinggung. Dengan resiko dicabut penghargaan atau di persona non grata kan
pemerintah, sang seniman dengan tabah, sopan, dan berani berkata: “Penghargaan yang
kalian berikan pada saya tidak ada apa-apanya dibanding perlakuan kalian pada bangsa saya
selama 300 tahun.” Luar biasa!!! Semua berakhir damai, beliau bahkan boleh pameran
tunggal di kastil kerajaan.
Berani mati untuk hal yang tidak bernilai itu sangat banyak, misalnya tawuran, premanisme,
begal, merampok, minuman keras, balapan liar, rebutan pacar, cakar-cakaran berebut
jabatan/ posisi/ pangkat/ lahan bisnis, dll. Mereka berani mati tanpa memahami nilai hidup
dan kehidupan. Bacaan kita hari ini mengajarkan keberanian demi sebuah prinsip untuk
mengagungkan Tuhan. Rasul Paulus adalah pribadi pemberani yang tidak mengenal takut
demi Nama Kristus dan tegaknya ajaran serta kesalehan hidup jemaat/murid-muridnya.
Keberanian (Yun: parhesia: berani, kebebasan dalam berbicara, tanpa pamrih dalam
berbicara, kepercayaan diri yang bebas dan tak kenal takut, keberanian yang ceria) yang
memiliki dasar yaitu pengharapan (Yun, elpis: harapan akan kebaikan, pengharapan penuh
sukacita, dan yakin akan keselamatan kekal). Pangkal dari semuanya adalah keyakinannya
pada Allah di dalam Kristus (ay 3 dan 12) dan akhirnya kita diubah menjadi serupa dengan
gambar-Nya, dalam kemuliaan yang semakin besar (ay 18).
Kita berkesempatan untuk menunjukkan keberanian dalam kebenaran baik dalam dunia
kerja, kehidupan sosial, terlebih dalam pelayanan gerejawi. Namun semua harus dilakukan
dengan hikmat dan pemahaman yang luas dan mendalam agar tidak salah membaca atau
menilai keadaan. Jangan keliru justru membela yang salah,e licik, korup, arogan, dan
pendendam. Roh Kudus pasti menuntun kita memahami dan menunjukkan keberanian bagi
kemuliaan nama-Nya. (WDj)
Inspirasi: Jadilah pemberani untuk menegakkan kebenaran (dalam Kristus), bukan untuk
menyombongkan diri, merendahkan orang lain atau merusak tatanan serta norma
kehidupan.
Penulis /Wahju Djatikoesoemo
Recommended Posts

REFORMASI & PEMIKIRANKU
Oktober 06, 2025

REFORMASI & PENGORBANANKU
Oktober 04, 2025

REFORMASI & PERGUMULANKU
Oktober 03, 2025