HANYA UNTUK SATU ANAK?

Firman Tuhan: Kejadian 49
“Itulah semuanya suku Israel, dua belas jumlahnya; dan itulah yang dikatakan ayahnyakepada mereka, ketika ia memberkati mereka; tiap-tiap orang diberkatinya dengan berkat yang diuntukkan kepada mereka masing-masing.” (Kejadian 49:28)
Pemberian berkat merupakan salah satu bentuk ungkapan kasih di samping banyak bentuk kasih lainnya. Tuhan sendiri memerintahkan agar perkataan berkat disampaikan atas umatNya (Bilangan 6:27). Yakub pernah “mencuri” berkat yang seharusnya diterima oleh Esau, kakaknya. Setelah memberkati dengan segala hal yang terbaik, Ishak tidak lagi memiliki hal yang baik yang akan disampaikan untuk memberkati Esau. “Berkati jugalah aku ini ya Bapa…”Apakah bapa tidak mempunyai berkat lain bagiku?” Lalu Ishak menjawab Esau, katanya: “Sesungguhnya telah kuangkat dia menjadi tuan atas engkau, dan segala saudaranya telah kuberikan kepadanya menjadi hambanya, dan telah kubekali dia dengan gandum dan anggur; maka kepadamu, apa lagi yang dapat kuperbuat, ya anakku?” (Kejadian 27:37-38).
Meski kemudian Ishak memberkati Esau, tetapi berkat yang ia sampaikan
menempatkan Yakub dan Esau dalam perbedaan posisi. Esau menjadi hamba dari adiknya Yakub. (Kejadian 27:39-40). Ishak memiliki dua orang putra, tetapi Yakub hanya memberkati salah seorang dari mereka. Ishak mengatakan ia telah kehabisan berkat buat putranya yang lain. Tidakkah ia berniat memberkati kedua putranya? Tidakkah semestinya dia mempersiapkan berkat untuk dua orang putra? Terlihat bahwa memang sebelumnya ia hanya berencana memberkati Esau putra kesayangannya. Sikap Ishak yang membedakan Esau dan Yakub, menciptakan konflik yang cukup berkepanjangan antara mereka. Sepertinya kemudian Yakub belajar dari situasi yang ia alami sebelumnya. Yakub tidak ingin anak-anaknya mengalami hal yang sama, ia menyiapkan dan memberkati semua anaknya. Ia memberkati mereka dengan berkat yang diuntukkan kepada mereka masing-masing.
Inspirasi: Perlakuan berbeda dari orang tua yang menunjukkan anak yang satu lebih dikasihi dibanding anak lainnya bisa memposisikan anak-anak mengalami kesulitan untuk mengasihi satu dengan yang lain. Tidak jarang membuat anak-anak saling iri dan memunculkan sikap permusuhan. Kiranya Tuhan mengaruniakan hikmat dan kesanggupan bagi para orang tua dalam mengasihi anak-anak dengan cara yang tepat.
LPMI/Lamroida Silalahi
Recommended Posts

REFORMASI & PEMIKIRANKU
Oktober 06, 2025

REFORMASI & PENGORBANANKU
Oktober 04, 2025

REFORMASI & PERGUMULANKU
Oktober 03, 2025