HAMBA YANG BERUBAH

Firman Tuhan: 2 Samuel 9: 1-10
“Lalu raja memanggil Ziba, …. “Segala sesuatu yang adalah milik Saul dan milik seluruh keluarganya kuberikan kepada cucu tuanmu itu. Engkau harus mengerjakan tanah baginya, engkau, anak-anakmu dan hamba-hambamu, …supaya cucu tuanmu itu ada makanannya. Mefiboset, cucu tuanmu itu, akan tetap makan sehidangan dengan aku.” Ziba mempunyai lima belas orang anak laki-laki dan dua puluh orang hamba.” (2 Samuel 9: 9-10TB)
Seorang staf tanpa diduga bisa beraudiensi dengan 3 top leader dan memberi masukan positioning/ kenaikan pangkat bagi seorang rekannya tanpa diketahui yang bersangkutan. Ketika promosi itu terealisasi, tanpa diduga pemimpin baru ini dengan kepemimpinan yang arogan membunuh karakter staf yang mempromosikannya dahulu. Raja Daud menyelidiki keluarga Saul karena dia masih merasa memiliki janji/ hutang budi dengan Yonatan. Melalui informasi dari Ziba hamba keluarga Saul, akhirnya Daud menemukan Mefiboset anak Yonatan yang berada di Lodebar. Ziba memiliki 15 orang anak
lelaki dan 20 budak, berarti dia adalah hamba Saul yang kaya dan terpercaya. Selanjutnya Daud memberi perintah kepada Ziba untuk mengurus harta kekayaan Saul bagi Mefiboset sampai sekian lama. Namun ketika Daud melarikan diri dari Absalom, Ziba menemuinya dan memfitnah Mefiboset (2 Samuel 16:3-4). Fitnah ini belakangan terbukti salah karena Mefiboset menyatakan, dia tidak membersihkan kaki tidak memelihara janggut selama Daud melarikan diri (2 Sam 19: 24dab). Dalam ketergesaannya Daud memutuskan agar harta Saul dibagikan kepada Mefiboset dan Ziba. Mefiboset tidak sakit hati dan dia tetap menerima dengan lapang dada keputusan Daud yang sembrono. Ketika dipercaya, awalnya melakukan dengan sepenuh hati, tapi ketika keadaan berubah dia melihat satu peluang untuk menguasai seluruh harta benda Saul.
Belajar dari kasus ini, memberi kepercayaan kepada seseorang dalam bentuk promosi, job baru dan lain-lain. Adalah hal serius yang harus didesain dengan database yang memadai dan sistem kontrol yang terukur. Harus ada mekanisme yang baik untuk meminimasi kesalahan fatal (manajerial, mental, terlebih spiritual). Bukan semata-mata agar kita, komunitas tertentu, atau negara tidak dirugikan, namun hal ini untuk menjaga sebuah kepercayaan dan tanggung jawab kepada Tuhan. Allah setia menuntun kita menjadi penatalayan kehidupan yang bermartabat dan mencerminkan nilai-nilai Alkitabiah. (WDj)
Inspirasi: Setiap orang harus dikembangkan dan diberi kepercayaan sesuai porsinya dengan kontrol yang memadai dalam otoritas kuasa-Nya.
LPMI/Wahju Djatikoesoemo
Recommended Posts

REFORMASI & PEMIKIRANKU
Oktober 06, 2025

REFORMASI & PENGORBANANKU
Oktober 04, 2025

REFORMASI & PERGUMULANKU
Oktober 03, 2025