PERILAKU ORANG MERDEKA

PERILAKU ORANG MERDEKA

Firman Tuhan: Galatia 2:11-14

 “Dan orang-orang Yahudi yang lain pun turut berlaku munafik dengan dia, sehingga Barnabas sendiri pun turut terseret oleh kemunafikan mereka.” (Galatia 2:13)

 

John Calvin pernah berkata, “Since we are all naturally prone to hypocrisy, any empty semblance of righteousness is quite enough to satisfy us instead of righteousness itself.” Ada benarnya apa yang dikatakan Calvin. Kita semua ada kecenderungan suka berpura- pura, sehingga sesuatu yang kelihatannya benar walau sedikit saja, telah membuat kita puas daripada kebenaran itu sendiri. Kalau orang yang belum mengenal kebenaran Kristus berperilaku hypocrite (munafik), itu biasa. Namun kalau yang munafik itu adalah orang percaya, apalagi seorang hamba Tuhan, benar-benar akan dikecam habis-habisan.

Ini yang juga dikecam Paulus, ketika Petrus sendiri terjebak ke dalam kemunafikan. Bagi Paulus, Petrus bukannya berterus terang malahan berpura-pura, karena takut terhadap orang Yahudi. Fatalnya, orang Yahudi sendiri menjadi munafik, bahkan termasuk Barnabas pun terseret. Kelihatannya sepele, hanya soal makanan, namun ini satu hal yang serius bagi Paulus. Pengaruh daripada seorang pemimpin memang sangat besar. Tatkala ia berbuat salah, pengikut pun bisa salah. Yang menarik untuk kita pikirkan, bagaimana reaksi Petrus dengan teguran keras itu, tidak ditulis. Sebagai seorang hamba Tuhan, tampaknya Petrus mengakui bahwa ia salah dan mau belajar rendah hati menerima teguran itu (Band. 2 Petrus 3:15; Amsal 27:5; Lukas 11:41). Kita sendiri mungkin pernah menegur atau ditegur karena sikap munafik bukan? Sangat tidak enak rasanya kalau ditegur, apalagi di depan orang lain. Namun harga atau nilai sebuah teguran keras bagi seorang yang cukup rendah hati, sangatlah mahal. Di sana ada pembentukan karakter yang luar biasa. Sebaliknya kalau terlalu sering dipuji dan disanjung, maka sangatlah potensial untuk masuk ke ranah kebangaan diri. Yang jelas, siapapun kita yang mau maju dalam pelayanan, sadar bahwa Tuhan belum berhenti mengubah karakter dan perilaku kita. Implikasinya, sebagai orang merdeka, kita harus selalu siap dibebaskan dari hal-hal yang merugikan bangsa kita, apalagi menyakiti hati Tuhan.

 

Inspirasi: Pengajaran moral dan etika tak dapat mengubah perilaku manusia berdosa, kecuali ia dimerdekakan oleh Kristus sendiri, yang adalah Guru etika yang paling agung itu. (BB)

 

share

Recommended Posts