THE POWER OF LOVE

THE POWER OF LOVE

Firman Tuhan: Markus 2:13-17

 “Kemudian kata-Nya kepada mereka: “Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?” Tetapi mereka itu diam saja.” (Markus 3:4)

 

“Lebih baik kasih tanpa agama daripada agama tanpa kasih.” “Dalam konteks teologis, kasih dianggap sebagai inti dari ajaran agama, dan ketiadaannya membuat praktek keagamaan menjadi hampa dan tidak memiliki nilai yang sesungguhnya.” Langsung terkesan bahwa posisi kasih berada di atas praktek agama, bukan? Sangat mungkin terjadi, di mana banyak orang yang terjangkau oleh berita Injil di suatu wilayah, belum memiliki sistem agama, tetapi mereka sudah mengalami jamahan kasih Allah. Kasih memang memiliki kekuatan yang ajaib. Kasih itu bersifat spiritual, diatas ritual agama.

Ketika Yesus mau bertindak menyembuhkan seorang yang mati sebelah tangannya, langsung saja disorot oleh pemimpin agama Yahudi. Mereka sangat ketat melekat pada peraturan Sabat, sehingga mereka memiliki bahan sebagai dasar pelanggaran yang dilakukan Tuhan. Konsep berpikirnya menjadi terbalik. Bukannya menggunakan kesempatan menolong di saat orang sangat membutuhkan, malah membatalkannya gara-gara peraturan Sabat. Di saat melihat keanehan ini, Yesus pun langsung memberi teguran keras dengan cara bertanya,”Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membunuh orang?” Mereka terdiam. Padahal Yesus sudah mengatakan sebelumnya bahwa Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat (2:28). Jadi Ia melakukan sesuatu berdasarkan kedaulatan-Nya, menerobos peraturan agama itu, maka tertolonglah orang sakit sebelah tangan itu.

Yesus sudah menegaskan bahwa Ia datang ke dunia ini untuk melayani (Mat. 20:28; Mark. 10:45), mencari orang sakit, mencari orang berdosa. Maka apabila ada yang menghambat, yaitu peraturan agama sekalipun, Ia berkuasa membatalkannya. Mengapa? Karena kasih-Nya yang besar pada orang berdosa. Orang sakit memerlukan belaian kasih sayang. Jiwa yang haus dan kering, memerlukan kesegaran sorgawi. Orang yang berbeban berat, memerlukan kelegaan sejati dari Allah sendiri (Mat. 11:28). “Christianity is not a collection of truths to be believed, of laws to be obeyed, of prohibitions. That makes it very distasteful. Christianity is a person, one who loves us so much, one who calls for our love. Christianity is Christ.” (Oscar Ramero).

Dalam pelayanan, kita pun perlu minta hikmat. Menyelamatkan jiwa terhilang lebih penting dari aktifitas pelayanan yang legalistik. Seperti tim SAR, yang selalu siap siaga mencari yang hilang atau terluka, demikianlah kita lebih mengutamakan keperluan spiritual di atas ritual agama belaka.

 

Inspirasi: Sekedar beragama, tanpa mengalami kasih Allah yang berkuasa mengubahkan itu, kehidupan akan terasa kering dan hampa, seperti sungai tak berair.

LPMI/BB

 

POKOK DOA:

share

Recommended Posts