REFORMASI & PERGUMULANKU

REFORMASI & PERGUMULANKU

Firman Tuhan  : Filipi 1:27-30

“Sebab kepada kamu dikaruniakan bukan saja untuk percaya kepada Kristus, melainkan juga menderita untuk Dia. Dalam pergumulan yang sama, seperti yang dahulu kamu lihat padaku, dan yang yang sekarang kamu dengar tentang aku.” (Fil. 1: 29-30)

 

Motivasi dan orientasi kehidupan beragama, yang selalu berkisar pada kepentingan pembaharuan moral dan etika, memang sangat berbeda dengan motivasi dan orientasi kehidupan Kristen yang berpusat pada Kristus. Dalam kekristenan, selalu ada pesan yang menuntut kesediaan untuk menderita. Seorang hamba Tuhan berkata, “Dalam melayani Tuhan, kita tidak mencari kesenangan melainkan kemenangan.” Berarti di sana ada pergumulan dan peperangan rohani, yang takkan ada habis-habisnya, datang silih- berganti. Ini suatu struggle (pergumulan) dalam kehidupan Kristen, yang harus dihadapi.

Itulah sebabnya, rasul Paulus menegaskan bahwa setiap orang yang menjadi murid Kristus, tidak saja menjadi percaya dan titik, tetapi menjadi siap untuk membayar harga, memikul salib bagi Tuhan (Mat.16:24-27). Dalam 2 Korintus, Paulus menulis lebih detail, bagaimana pergumulan hidup dalam pelayanannya begitu berat, namun hal itu terasa ringan, tatkala dia memandang Kristus yang mulia di sorga (2 Kor. 4:16-18). Kemungkinan besar Hellen Lemmel, komposer lagu “Pandanglah pada Yesus – Turn Your Eyes upon Jesus” terinspirasi dengan kesaksian Paulus ini. Memang ketika mata hati terarah pada Yesus semua kesukaran terasa tak ada apa-apanya, bukan? Apa kata liriknya, “Pandanglah pada Yesus, Oh pandang wajah-Nya mulia. Isi dunia menjadi suram, oleh sinar kemuliaan-Nya.” Liriknya sederhana tetapi telah memberi penghiburan yang mendalam bagi banyak orang saleh. Hal yang sama, perkataan Yohanes Pembaptis Yoh. 1:29), telah menjadi sebuah lagu pujian singkat, “Lihat Domba Allah. Lihat Domba Allah Allah. Yang angkut dosa dunia. Lihat Domba Allah”, telah membuat banyak orang percaya bersukacita. Jika itu yang ada di hati, maka kesukaran dan pergumulan pun menjadi ringan. Tuhan Yesus sendiri sudah mengatakan, “Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu.” (Mat. 11:28).

Namun mengapa banyak orang Kristen tidak benar-benar mengalaminya, banyak yang hidup dalam tekanan batin yang berat, lalu dirundung keputusasaan dan tawar hati? Apakah karena belum mengalami reformasi yang sungguh-sungguh? Sangat mungkin. Seperti kata Paulus kepada jemaat di Roma, setiap orang percaya harus mempersembahkan hidup yang kudus dan berkenan kepada Allah, sebagai ibadah yang sejati. Tidak hidup serupa dengan dunia, tetapi terus mengalami pembaharuan budi (Roma 12:1-2). Roh Kudus akan membantu dan menguatkan setiap orang percaya termasuk kita, karena Dia selalu turut bekerja dalam segala keadaan untuk mendatangkan kebaikan bagi kita yang mengasihi Dia, yang terpanggil sesuai rencana Allah itu (Roma 8:26-28). Kita tidak bergumul sendiri, tetapi bergumul bersama Dia.

Inspirasi: Kekristenan tanpa pergumulan tentu saja mustahil. Hanya orang yang hidupnya sudah dibaharui oleh Roh Kudus, akan sanggup menghadapi dan menjalaninya.

share

Recommended Posts