DIBENCI DUNIA? BERRBAHAGIALAH!

Firman Tuhan : Lukas 6:22-23 dan 26
Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat. Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi…. Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu ; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu.”
Sepanjang Sejarah, hidup sebagai orang percaya kepada Tuhan Yesus tidak pernah lepas dari aniaya, dibenci, dikucilkan, dicela dan ditolak. Dan mungkin kita sendiri pernah melihat dan mengalami sendiri. Dalam bacaan kita, Lukas menuliskan tentang hal ini.
Yang menarik dari tulisan Lukas adalah kata-kata Tuhan Yesus: “Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat.“ Hal-hal yang penting dan mendasar di balik kata-kata Tuhan Yesus ini. Pertama, Yesus adalah teladan dalam penderitaa-Nya. Ia selalu dimusuhi oleh orang-orang berdosa. Sejak Ia lahir, Ia hendak dibunuh oleh Herodes. Ketika memulai pelayanan Ia mengecam sikap hati dan tindakan para ahli Taurat dan orang Farisi yang berperilaku munafik. Mereka berniat membunuh Yesus, menuduh Yesus dengan pernyataan-pernyataan dan kesaksian yang tidak benar dan palsu. Dan pada akhirnya mereka dapat mempengaruhi Pilatus untuk menyalibkan Yesus. Bahkan murid-Nya sendiri, Yudas Iskariot mengkhianati Yesus. Tetapi Yesus rela menanggung semuanya itu, dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib. Paulus menulis hal ini dalam Filipi 2:8, “Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.” Murid-murid Yesus dan banyak dari orang Kristen sepanjang sejarah juga mengalami hal yang sama. Kedua, Yesus mengingatkan kita sebagai orang percaya bahwa kebencian, pengucilan, penolakan dan aniaya dari orang-orang yang tidak percaya akan kita alami, karena kita membawa kebenaran. Kebenaran selalu bertentangan dengan ketidak benaran. Lawan dari kebenaran ialah kebohongan. Dunia dimana kita hidup penuh dengan kebohongan dan ketidakadilan. Itulah sebabnya mereka membenci, menganiaya dan mengucilkan orang-orang percaya yang membawa kebenaran. Ketiga, Yesus berjanji jika kita mengalami hal-hal di atas, percaya bahwa kita akan berbahagia. Yesus menjanjikan hal ini sebagai upah yang Tuhan sudah sediakan bagi kita, sebagaimana Ia katakan, “Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga; (ay 26).
Dunia mencintai dusta/kebohongan. Itu terlihat nyata saat-saat ini, bahkan dipertontonkan di depan publik seolah-olah itulah kebenaran. Bapa orang pendusta adalah Iblis. Karena itu Iblis menentang kebenaran. Yesus mengatakan, “Iblislah yang menjadi bapamu dan kamu ingin melakukan keinginan-keinginan bapamu. Ia adalah pembunuh manusia sejak semula dan tidak hidup dalam kebenaran, sebab di dalam dia tidak ada kebenaran. Apabila ia berkata dusta, ia berkata atas kehendaknya sendiri, sebab ia adalah pendusta dan bapa segala dusta.
Bagaimana dengan kita? Apakah kita tetap hidup dalam kebenaran? Ataukah kita suka kompromi dengan mengikuti sifat Iblis, suka berdusta. Tidak berkata jujur dengan istri, anak- anak atau rekan sekerja. Jika itu yang sedang kita lakukan. Ingatlah bahwa Tuhan membenci dusta, tetapi mengasihi orang berdosa yang mau bertobat. Mari kita akui dan jujurlah kepada Tuhan dan kepada sesama. Dan mulailah jujur dengan orang yang dekat dengan kita. Kita akui semua kebohongan kita kepada Tuhan dan kepada sesama. Mungkin kejujuran kita berakibat hubungan kita dengan orang lain menjadi retak. Tetapi damai Sejahtera pasti memimpin hidup kita, karena ini adalah janji Tuhan bagi kita yang hidup dalam kebenaran.
Inspirasi: Kebenaran selalu mengalahkan kebohongan. Karena itu hiduplah dalam kebenaran, karena kebenaran membawa kita kepada kehidupan yang berkelimpahan.
LPMI/Jerry Tamburian
Recommended Posts

SUKACITA DIBALIK DUKACITA
Desember 17, 2025

KUDETA KEDUA?
Desember 16, 2025

DUKA YANG TULUS
Desember 15, 2025

