Awas! Jangan Salah Jalan
Bacaan: Mazmur 112:10
“Orang fasik melihatnya, lalu sakit hati, ia menggertakkan giginya, lalu hancur; keinginan orang fasik akan menuju kebinasaan.”
Pada tahun 1900 Benjamin B. Warfiled dan tim tidak saja mengadakan penelitian tentang kehidupan dan keturunan Jonathan Edward yang takut akan Tuhan tetapi juga mengadakan penelitian tentang kehidupan dan keturunan Max Jukes yang hidup sezaman dengan Jonathan Edwards. Max Jukes adalah seorang ateis / seorang yang tidak takut akan Tuhan, ia tidak beriman pada Tuhan, dan hidupnya tidak mempunyai prinsip, ia tidak percaya Firman Tuhan, dan tidak pernah datang ke gereja. ia tinggal di New York. Ia menikah dengan seorang yang juga tidak takut akan Tuhan. Mereka tidak pernah membawa anak-anak mereka ke gereja. Dari hasil penelitian mereka didapati bahwa Max Jukes mempunyai 540 keturunan : 310 mati sebagai pengemis, 150 orang keturunannya pernah masuk penjara dengan berbagai kejahatan yang pernah dilakukan, dengan hukuman penjara rata-rata 13 tahun, 7 di antaranya adalah pembunuh, 100 orang lebih adalah pemabuk, dan banyak dari keturunannya menjadi wanita yang tidak baik.Dan keluarga ini telah merugikan Negara sebesar 1,25 juta, atau sebesar 12 milyard rupiah (pada abad ke 19). Keluarga Jukes, telah merugikan pemerintah Amerika Serikat lebih dari setengah juta dollar untuk merehabilitasi mereka. (Sumber: https: dedewijaya. wordpress.com/ 2013/0/20/jonathan-edwards-max-jukes-warisan-terbesar-bagi-anak-kita/)
Penelitian ini mengingatkan kita pada kata-kata pemazmur dalam Mazmur 112 ayat 10b, “keinginan orang fasik akan menuju kebinasaan.” Penelitian ini juga menyadarkan kita bahwa takut akan TUHAN, dan menyukai segala perintah-Nya harus menjadi prioritas pengajaran kita baik secara pribadi maupun keluarga . Kita menyadari juga bahwa disekeliling kita ada banyak orang yang memiliki pemikiran seperti Max Jukes. Mereka disesatkan oleh pengajaran-pengajaran yang bukan Alkitabiah. Saya ingat sewaktu masih kuliah di Philipina, saya melayani seorang mahasiswa yang mengatakan bahwa ia tidak percaya pada Tuhan, tidak punya agama, ia adalah seorang Ateis. Jawabannya ini hampir tidak pernah saya dapatkan dalam pelayanan di Indonesia. Di era keterbukaan dewasa ini, pengajaran-pegajaran sesat sangat mudah untuk masuk mempengaruhi banyak orang termasuk orang Kristen. Ada banyak orang yang tidak lagi percaya kepada Tuhan, mereka lebih senang hidup berdasarkan keinginan hati mereka sebagaimana Paulus menulis dalam 2 Timotius 3:1- 9. Banyak juga hidup seperti atheis paktis, mereka mengaku bahwa mereka orang beribadah,tetapi mereka tidak sungguh-sungguh/tidak percaya pada Tuhan, Paulus menulis hal ini dalam 2 Timotius 3:5, “ Memang, mereka akan pergi ke gereja, tetapi sebenarnya tidak mempercayai apa yang mereka dengar. Janganlah tertipu oleh orang -orang semacam itu.”(FAYH). Karena itu Paulus melanjutkan nasihatnya kepada Timotius dalam ayat 14, “Tetapi engkau harus tetap percaya akan hal-hal yang telah diajarkan kepadamu. Engkau mengetahui bahwa hal-hal itu benar, karena engkau tahu bahwa engkau dapat mempercayai kami yang telah mengajarkannya. ”Pengajaran yang sehat kita temukan di dalam Alkitab. Dalam 2 Timotius 3:16 tertulis, “Segala tulisan yang diilhamkan Allah memang bermanfaat untuk mengajar, untuk menyatakan kesalahan, untuk memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran.”
Inspirasi: Orang duniawi memang buta. Pikirannya yang gelap mengatakan Allah itu tidak ada. Allah itu tetap ada, tidak bergantung dengan apa yang mereka katakan ada atau tidak.
(LPMI/Jerry Tamburian)
Recommended Posts
Mengalirkan Air Kehidupan
November 23, 2024
Kemenangan yang Menguatkan
November 22, 2024
Semangat Pahlawan, Iman yang Tak Tergoyahkan
November 21, 2024