BAHAYA BERDUSTA

BAHAYA BERDUSTA

Firman Tuhan: Kisah Para Rasul 5:1-11
Tetapi Petrus berkata; Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu?” (Kisah Para Rasul 5:3)

“Kalau bilang jujur 100% tidak ada pak. Di dunia ini kalau orang mau terlalu jujur ia akan
rugi.” Kata-kata ini pernah diucapkan seseorang, ketika dia sedang berusaha untuk jujur
tetapi tidak mudah. Sama dengan seorang bendahara Kristen di sebuah Universitas ditanya,
“Pak bagaimana pengalaman sebagai bendahara selama ini, apakah bapak selalu berusaha
supaya jujur? Ia menjawab, “ya saya bersyukur selama ini saya selalu berusaha seperti itu.
Tapi tidak tahu besok-besok bagaimana.” Jawabannya cukup unik, tetapi yang ia maksud
adalah ia tidak berani menjamin apakah ia bisa terus bertahan seperti itu.
Apakah Ananias dan Safira sebagai orang percaya juga bergumul untuk hal ini, seharusnya.
Karena di dalam hati mereka ada Roh Kudus yang terus mengawasi dan berbicara ketika itu
salah. Sebagai suami istri beriman tentu saja mereka juga akan saling mengingatkan. Jika
fakta menunjukkan bahwa mereka jatuh ke dalam ketidakjujuran, “mendustai” Roh Kudus,
dan berakhir tragis dengan kematian, memang mengerikan. Ketika melihat peristiwa ini,
kita teringat kasus Akhan (Yosua 7) yang ada kemiripannya. Soal kasus suami istri itu,
penafsir Kisah Para Rasul, Stanley Tousaint menulis, “They could have retained the
proceeds from their sale of property, of course, but in collusion with each other they had
lied, saying they had given all the money when actually they had given only a part of the
money.” Dengan kata lain, mereka seharusnya dapat menghindari kemungkinan
ketidakjujuran, namun mereka tetap bersekongkol dengan tidak mengatakan yang
sebenarnya. Maka dengan tegas Petrus menegur bahwa mereka telah dikuasai Iblis. Tak
lama kemudian, putuslah nyawa mereka susul menyusul hari itu juga. Menyedihkan! Benarbenar Roh Kudus menghukum dosa mereka. Allah tidak menghendaki Diri-Nya dipermainkan
(Galatia 6:7). Roh Kudus punya otoritas menyucikan pekerjaan-Nya dari hal-hal yang tidak
benar. Lalu bagaimana dengan kita? Kalau godaan untuk “terpaksa” berbohong itu datang,
bagaimana sikap kita?
Inspirasi: Digoda untuk berdusta belum tentu kita tergoda, tetapi ketika kita tergoda
berarti godaan telah menaklukkan kita. (BB)

 

LPMI/Boy Borang

share

Recommended Posts