Bangsa yang Maju

Bangsa yang Maju

Bacaan : Amsal 13:1-14

“Hati si pemalas penuh keinginan, tetapi sia-sia, sedangkan hati orang rajin diberi kelimpahan.” (Ay. 4)

Seorang mahasiswa baru (fresh student) biasanya dipenuhi dengan semangat bahkan keyakinan yang besar bisa sukses dalam studinya. Pasti di dalam hatinya ada keinginan yang luar biasa untuk maju. Jikalau hal ini tidak ada dalam dirinya, itu namanya mahasiswa aneh bukan? Banyak orang muda terdorong dengan tantangan salah seorang mantan Presiden AS, yang mengatakan: “Jangan bertanya apa yang Negara mau buat bagi anda, tetapi bertanyalah apa yang dapat anda buat bagi Negara.” Dalam kenyataan banyak orang gagal, bukan karena bodoh atau miskin, tetapi karena yang satu ini, malas. Pengamatan Salomo memang luar biasa. Tentu saja ia berpijak pada pengalamannya sendiri. Sebagai seorang yang terkenal pandai dan bijak, pasti ia pernah bertarung dengan musuh besar, si malas ini. Roh Kudus, sumber segala hikmat dan kepandaian, mengilhaminya untuk menuliskannya, sehingga perkataan yang sangat penting ini telah menjadi berkat dari abad ke abad. Memang benar, keinginan tanpa kerajinan adalah mimpi. Suatu bangsa yang mau maju, langsung berpacu dengan waktu untuk menggunakan kesempatan yang ada semaksimal mungkin. Sebagai bangsa kita mengakui bahwa kita masih perlu banyak belajar lagi dari mereka yang telah lebih maju. Belum ada kata ‘terlambat’ bagi kita yang memiliki tekad dan komitmen untuk maju. Sumber daya alam terbatas, tetapi sumber daya manusia akan terus dapat dikembangkan. Mengapa? Karena dalam diri manusia ada pikiran/akal yang diberikan Tuhan, yang dapat menemukan dan mengembangkan sesuatu. Sayang, oleh karena dosa kemalasan, banyak orang membuang kesempatan emasnya untuk maju. Rasul Paulus ketika menulis surat kepada jemaat di Tesalonika, mengingatkan soal kemalasan, yang dapat menjadi batu sandungan bagi mereka yang belum percaya (2 Tesalonika 3). Orang yang malas, seperti kata pengamsal, harus belajar dari semut. Kalau tidak, akan menjadi bodoh dan miskin (Amsal 6:6-11).

Banyak orangtua sekarang sedang berpacu agar anak-anaknya berprestasi seorang Ibu sampai khusus mengerahkan waktunya untuk anak- anaknya siang malam. Anaknya tidak boleh malas, meskipun sebenarnya sudah letih. Untuk apa? Satu hal, demi untuk kemajuan. Internet memberi informasi tentang ranking kemajuan bangsa-bangsa di dunia, dan Indonesia tertantang untuk lebih berpacu lagi. Kemalasan, adalah salah satu sikap mental yang dapat menghambat pembangunan yang perlu diperangi lebih serius. Maukah kita berdoa dan menjadi bagian signifikan dari bangsa ini agar lebih maju? Mulailah sekarang dari diri kita sendiri.

Inspirasi: Sebagai bagian dari bangsa ini saya mau lebih maju lagi. Saya perlu kerja keras dengan penuh pengabdian dari-hari ke hari.

(LPMI/Boy Borang)

share

Recommended Posts