Bangsa yang Merdeka
Bacaan: 2 Korintus 3:1-18
“Sebab Tuhan adalah Roh; dan di mana ada Roh Allah, di situ ada kemerdekaan.” (Ay.17)
Sebuah Negara merdeka berarti bebas dari penjajahan bangsa asing. Indonesia pernah dijajah oleh Inggris, Belanda dan Jepang. Berbagai cara perlawanan yang dilakukan agar bebas dari kungkungan penjajah. Tanggal 17 Agustus 1945, bangsa ini menyatakan kemerdekaannya, dan siap berdiri sebagai salah satu bangsa yang berdaulat di mata internasional. Bendera merah putih pun mulai berkibar, tanda bahwa ini adalah Negara merdeka. Para komponis dengan begitu kayanya dapat menciptakan lagu-lagu kebangsaan yang bersifat nasional dan patriotik. Rakyatnya begitu semangat dan bertekad membangun dan mengisi kemerdekaan dengan sebaik-baiknya. Di dalam salah satu lagu nasional ada syair yang berbunyi, sekali merdeka tetap merdeka! menunjukkan bahwa bangsa ini tidak mau lagi dijajah untuk selamanya. Waktu terus berjalan tak terasa Indonesia sudah merdeka sekitar 75 tahun ini.
Namun, dalam kenyataan bangsa kita masih harus terus berjuang melawan bentuk penjajahan lain, yaitu kejahatan moral atau dosa yang dapat menghancurkan bangsa. Dari tahun ke tahun tak habis-habisnya masalah kriminal yang menyedot perhatian pemerintah dan masyarakat. Berbagai usaha dilakukan untuk membina manusia Indonesia agar bebas dari kemerosotan moral. Tidak sedikit anggaran belanja Negara (APBN/APBD) yang dikeluarkan untuk keperluan ini. Tetapi mengapa kemerosotan dan kejahatan malah semakin besar? Berbagai upaya hukum sudah dikerahkan, namun masih saja bahkan tambah rumit. Alkitab dengan jelas sudah menulis, bahwa hati manusia tidak mungkin bebas dari dosa, tanpa pembaharuan oleh Allah sendiri yang menciptakannya. Sebab di mana ada Roh Allah, disitu ada kemerdekaan yaitu kemerdekaan secara rohani dan moral. Di dalam diri manusia yang telah jatuh dalam dosa, ada kekuatan daging yang mengikatnya, sehingga sulit mengalahkan godaan untuk berbuat jahat (lih. Galatia 5:17). Selama seseorang belum mengalami pembaharuan oleh Roh Kudus, selama itu pulalah ia akan mudah terpengaruh dan terperosok ke dalam perbuatan dosa. Ini yang rasul Paulus katakan dalam Roma 8:19, “Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat yang aku perbuat.” Dengan kata lain, kesadaran melakukan yang benar itu ada, tetapi sulit untuk melakukannya. Aneh bukan? Tetapi inilah sifat manusia berdosa.
Kita berdoa agar bangsa ini mengalami pembaharuan oleh Roh, agar banyak orang boleh sungguh-sungguh merdeka dalam arti seutuhnya.
Inspirasi: Sebagai orang percaya saya mau berdoa dan melayani untuk membawa banyak orang bebas dari ikatan dosa dan kedagingan.
(LPMI/Boy Borang)
Recommended Posts
Mengalirkan Air Kehidupan
November 23, 2024
Kemenangan yang Menguatkan
November 22, 2024
Semangat Pahlawan, Iman yang Tak Tergoyahkan
November 21, 2024