Be Sensitive
Firman Tuhan : Yakobus1:19-27
“Jikalau ada seorang menganggap dirinya beribadah, tetapi tidak mengekang lidahnya, ia menipu dirinya sendiri, maka sia-sialah ibadahnya.” (Yak 1:26 TB)
“Ah! Ternyata orang yang meng-claim dirinya Kristen, sama saja dengan orang yang belum percaya. Lihat saja ucapan bibirnya! Coba dengar apa yang ke luar dari mulutnya, sangat menyakitkan dan mengecewakan! Mereka suka gosip, suka memaki, suka fitnah, suka berbohong, menipu, dan entah apalagi!” Barangkali seruan sinis ini pernah terdengar dan memang apa yang mereka katakan itu sering terjadi. Namun anehnya banyak orang yang katanya ‘rajin beribadah’ bahkan yang menyebut dirinya ‘pelayan’ Kristus itu tidak menyadarinya, alias tidak sensitif (tidak peka).
Yakobus terlihat sangat menyoroti ketimpangan itu. Ia tentu mengamati bahwa ada saja orang Kristen semacam itu. Perhatikan kata “jikalau” di awal kalimat, yang nadanya bersifat conditional statement, yang kemudian disusul dengan kata “maka” di akhir kalimat. Yakobus tidak berkata bahwa orang yang beribadah itu sia-sia saja, tetapi yang ia ingatkan adalah soal lidah (perkataan) yang tidak terkendali. Dengan kata lain ia mau berkata, “kalau memang benar bahwa anda itu beribadah, buktikanlah itu dengan perilaku yang sesuai, termasuk perkataan anda yang memuliakan Tuhan dan membangun orang lain (ay. 27).” Tetapi ketika melihat kenyataan semacam ini, ada yang berkata misalnya sebagai berikut: “Memang kata-kata orang itu terkesan kasar dan tidak menyenangkan, namun sebenarnya hatinya baik. Jadi jangan diukur dari apa yang ia ucapkan saja, tetapi lihat juga hatinya.” Bolehkah pandangan ini kita terima? Ketika melihat ini, kita tentu teringat perkataan Tuhan Yesus bahwa, pohon itu dikenal dari buahnya (Mat. 12:33). Sekali lagi, memang harus disadari bahwa kekristenan itu paling disoroti, karena seperti kata Yesus, setiap murid-Nya itu pada hakikatnya harus menjadi garam dan terang dunia (Mat. 5:13-16). Ketika dunia melihat fakta itu terbalik (tidak menjadi kenyataan), di situlah masalahnya. Apakah kita seorang Kristen yang cukup peka dengan setiap perkataan dan penampilan kita di mana kita berada?
Inspirasi: Orang Kristen yang bijaksana akan selalu menjaga hatinya, berhati-hati dalam setiap perkataan dan perilakunya, karena ia rindu menjadi berkat bagi orang lain.
(LPMI/Boy Borang)
Recommended Posts
Kemenangan yang Menguatkan
November 22, 2024
Semangat Pahlawan, Iman yang Tak Tergoyahkan
November 21, 2024
Berdiri Teguh di Tengah Tantangan
November 20, 2024