Belajar Bergaul lebih Bijak

Belajar Bergaul lebih Bijak

Bacaan: Amsal 13:17-20

 13:17 Utusan orang fasik menjerumuskan orang ke dalam celaka, m  tetapi duta yang setia mendatangkan kesembuhan. n  13:18 Kemiskinan dan cemooh o  menimpa orang yang mengabaikan didikan, tetapi siapa mengindahkan teguran, ia dihormati. p  13:19 Keinginan yang terlaksana menyenangkan hati, q  menghindari kejahatan adalah kekejian bagi orang bebal. 13:20 Siapa bergaul dengan orang bijak menjadi bijak, tetapi siapa berteman dengan orang bebal menjadi malang. r 

Pada suatu hari ada orang tua yang menceritakan tentang anak remajanya yang lebih suka bergaul dengan orang-orang yang jauh lebih dewasa. Ketika masih SMP ia sudah banyak berinteraksi dengan mahasiswa dan orang dewasa lainnya. Dengan demikian pola pikir dan wawasannya lebih dewasa dari teman sebayanya. Orangtuanya heran, tetapi bangga dengannya. Secara rohani prinsipnya sama. Apabila seorang yang baru percaya banyak bergaul dengan mereka yang lebih matang, kehidupan rohaninyapun lebih dewasa. Di dalam kekristenan, bijak bukan sekedar pandai atau terpelajar. Belum tentu orang yang terpelajar adalah orang bijak. Sebaliknya, orang bijak tentu saja orang yang terpelajar. Bijak atau berhikmat lebih merujuk pada mengerti kehendak Tuhan (cf. Epesus 5:15-17). Sebagai seorang murid, tentu saja Plato banyak bergaul dan belajar pada Sokrates gurunya. Demikian pula Aristoteles bergaul dan belajar pada Plato. Apakah ada pengaruhnya di dalamnya? Pasti!

Di dalam Alkitab, sudah pasti Elisa banyak bergaul dan belajar pada Elia. Demikian pula Timotius pada Paulus, sehingga pertumbuhan rohaninya pun lebih maju. Dalam 1 Korintus 15:33 diingatkan tentang bahaya pergaulan buruk yang berpotensi merusak yang baik. Meskipun kita masih berada di dalam dunia ini tetapi perilaku atau karakter kita tidak serupa dengan dunia (Roma 12:2). Orang Kristen, yang disebut Paulus sebagai orang arif, akan menggunakan kesempatan untuk mengerti kehendak Tuhan (Epesus 5:16-17). Untuk mengerti kehendak Tuhan, selain ia belajar dan merenungkan firman Tuhan secara pribadi, ia juga berinteraksi dengan orang yang dapat membuatnya lebih maju. Pertanyaan penting bagi kita: “Di mana dan dengan siapa kita bertemu setiap hari? Adakah hidup kita makin bijak atau malah sebaliknya?

Inspirasi: Posisi dan kualitas rohani seseorang turut ditentukan oleh komunitas di mana ia berada dan bergaul setiap hari.

(LPMI/Boy Borang) 

share

Recommended Posts