Belajar dari Kesalahan “Izebel”

Belajar dari Kesalahan "Izebel"

Bacaan: 1 Raja-raja 19 : 1 -3

Elia ke gunung Horeb

19:1 Ketika Ahab memberitahukan kepada Izebel y  segala yang dilakukan Elia dan perihal Elia membunuh z  semua nabi itu dengan pedang, 19:2 maka Izebel menyuruh seorang suruhan mengatakan kepada Elia: “Beginilah kiranya para allah menghukum aku, bahkan lebih lagi a  dari pada itu, jika besok kira-kira pada waktu ini aku tidak membuat nyawamu sama seperti nyawa salah seorang dari mereka itu. b ” 19:3 Maka takutlah ia, lalu bangkit dan pergi c  menyelamatkan nyawanya 1 ; d  dan setelah sampai ke Bersyeba, e  yang termasuk wilayah Yehuda, ia meninggalkan bujangnya di sana. 

Izebel adalah anak Etbaal, raja – imam dari Tirus dan Sidon yang menikah dengan Raja Israel, Ahab. Dia penyembah fanatik dari dewa baal dan membawa keyakinannya itu ke Israel. Tujuan awal yang tadinya untuk mempererat hubungan antara Israel dengan Tirus dan Sidon, berubah menjadi penguasaan Izebel atas Israel.

Dalam ayat mas hari ini, kita lihat bahwa Izebel berani melenyapkan nabi-nabi di Israel. Raja Ahab seakan tidak berdaya melawan tindakan istrinya itu. Izebel sangat dominan dan seakan menjadi penguasa kerajaan. Dalam bacaan kita hari ini, setelah mendengar laporan dari Ahab, dia berani mengancam nabi sekaliber Elia. Dan kita lihat bahwa Elia pun harus kabur dan melarikan diri keluar Israel.

Peristiwa di atas gunung Karmel tidak membuat Izebel bertobat, malah semakin melawan kehendak Tuhan. Semakin kelihatan bahwa penguasa Israel sebenarnya bukan raja Ahab namun ratu Izebel. Dalam kejadian lain, kita juga melihat peristiwa kebun anggur Nabot (1 Raja-raja 21). Izebel berani menulis surat atas nama raja dan memakai meterai raja untuk merencanakan pembunuhan Nabot. Kebejatan kelakuan Izebel semakin merajalela di kerajaan itu. Dengan rencana jahatnya, akhirnya dia dapat memiliki kebun anggur Nabot. Yang mengakibatkan seluruh rakyat Israel marah.

Setelah kematian Ahab, Izebel masih hidup 10 tahun lagi, melanjutkan kekuasaan sebagai ibu suri pada jaman kekuasaan raja Ahazia. Namun perangai buruknya tidak pernah berubah sampai meninggal.

Inspirasi : Jika seorang istri merebut posisi dan tugas suami, maka akan terjadi malapetaka dalam keluarga. Jadilah istri yang tunduk kepada suami serta mendukung dan menolong suami untuk bertumbuh dalam kepemimpinannya.

(LPMI/Wilfred Soplantila)

share

Recommended Posts