Benih Kebenaran vs Benih Kejahatan

Benih Kebenaran vs Benih Kejahatan

Bacaan : Markus 4:30-34

“Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah.” (Markus 4:31a)

 

Kali ini Yesus menggunakan biji sesawi untuk menjelaskan perbandingan
pertumbuhan benih yang sangat kecil menjadi sangat besar. Biji Sesawi yang
dimaksud kemungkinan adalah biji sesawi hitam (σίναπι baca: Sinapi) yang
memiliki ukuran kurang dari 1mm namun bisa bertumbuh mencapai 0,5
sampai dengan 2,5 meter, sehingga burung bisa bersarang di atasnya. Sesawi
hitam yang dimanfaatkan oleh manusia adalah bijinya bukan pohon atau
daunnya. Untuk itu pendengar saat itu diharapkan memahami mengapa Ia
menambahkan objek burung yang bersarang dalam perumpamaan tersebut.

Di perumpamaan pertama burung diidentikkan dengan iblis yang
mencuri benih Injil dari hati dan pikiran pendengar. Oleh Matius dan Lukas
perumpamaan sesawi ditulis sejajar dengan perumpamaan tentang
pertumbuhan benih ilalang bersamaan dengan gandum, dan ragi. Di
perumpamaan lain dijelaskan bahwa iman meskipun sebesar biji sesawi dapat
memindahkan gunung yang besar sekalipun (Matius 17:20). Dengan demikian
Yesus menjelaskan bahwa Kerajaan Allah harus dipahami dari sisi kebenaran
yang ilahi namun ada sisi lain yang harus diwaspadai yaitu ajaran yang datang
dari iblis dan setan-setan.

Perumpamaan ini menolong kita untuk berhati-hati terhadap apa yang
kita dengar. Sejak awal memang benih ilahi dari Allah ditaburkan, namun
iblis juga turut menabur benih kejahatan bersamaan. Alat penabur yang
sangat efektif dan modern saat ini adalah media. Jutaan pengajaran baik dan
buruk ditaburkan, miliaran orang dijangkau. Namun alat yang efektif untuk
memfilter hanya ada 2 yaitu: Roh Kudus dan iman. Dengan Roh Kudus kita
dapat membedakan mana yang benar dan salah. Dengan iman kita dapat
memilih dan menjalani kebenaran yang sejati dari Allah. Bagaimanakah orang
percaya dapat terus memproteksi dirinya dengan Roh Kudus dan Iman? Tentu
saja firman Allah menjadi kekuatan utama yang menolong kita sekalian.
Untuk itu kesetiaan di dalam membaca, memahami dan mengerjakan Firman
Allah jangan sampai absen di dalam kehidupan kita.

Inspirasi: Sekecil apapun benih Firman Allah yang jatuh di hati dan
pikiran kita jika dipelihara dengan baik akan menumbuhkan iman menjadi
sangat besar dan kuat. Begitu juga benih kejahatan, ketidakpercayaan,
ataupun dosa-dosa berpotensi bertumbuh besar menjadi tempat bersarangnya
iblis.

 

(LPMI/Zandy Keliduan)

share

Recommended Posts