BERKAT DAN HARAPAN

Firman Tuhan: Amsal 1: 1-7
“Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering, dan yang tidak berhenti menghasilkan buah.” (Yeremia 17:7-8)
Seorang pasangan pengusaha kaya raya, memiliki perusahaan yang banyak. Namun sang suami tiba-tiba sakit dan kemudian meninggal. Harta yang banyak habis untuk pengobatan dan perusahaan mereka semakin menurun sampai dijual. Akhirnya sang istri pindah ke pinggir kota dan membuka rumah makan sederhana. Berapa tahun kemudian rumah makan sederhana menurun lagi menjadi warung makan yang lebih kecil lagi. Usahanya terus menurun sampai akhirnya hanya menggelar tikar di alun-alun dan pasar dibantu anak dan menantunya. Namun sang ibu tidak pernah kehilangan senyumnya yang tegar saat melayani pembeli. Lalu seorang pembeli yang mengenalnya sejak lama bertanya, wahai ibu, bagaimana kau sedemikian kuat? Ibu itu menjawab: Harapan, nak! Jangan kehilangan harapan.
Karena harapanlah kita menanam pohon, meski tak tahu apakah akan sempat memetik buahnya nanti. Sekali kau kehilangan harapan, kau kehilangan seluruh kekuatanmu untuk menghadapi dunia.
Semua orang pasti ingin diberkati. Namun kata diberkati kadang hanya dibatasi pada pengertian bahwa diberi sesuatu yang sifatnya materi, misalnya harta, uang, benda, jabatan, dan lain-lain. Sehingga terkadang orang yang hidupnya susah dianggap tidak diberkati
Padahal diberkati juga adalah selalu dituntun dan disertai oleh Allah dalam segala aspek dan kondisi kehidupan kita. Harus diyakini bahwa tidak ada perjalanan hidup yang lepas dari penyertaanNya. Dan dibalik semua itu Allah punya rencana yang baik bagi kita.
Kunci supaya diberkati adalah mengandalkan Dia, dan menaruh harapan hanya kepada-Nya. Tidak mendua hati dan benar-benar yakin, inilah iman yaitu melihat segala sesuatu dengan kacamata rohani.
Kita berpikir bahwa berkat itu adalah penuh dengan kelimpahan dan kenyamanan, segala keinginan akan segera terpenuhi dan rencana-rencana pribadi akan terwujud. Jika kita masih tetap memandang dengan cara seperti ini, maka kita masih melihat arti diberkati hanya pada hal-hal yang diinginkan manusia, bukan yang diinginkan oleh Allah.
Dengan demikian marilah kita melihat kesulitan bahkan penderitaan yang dialami, dalam hal ini bukan karena dosa, adalah berkat di dalam kehidupan kita. Demi tercapainya tujuan-tujuan Allah di dalam kehidupan kita. Karena sesungguhnya hidup ini bukan tentang kita, tetapi tentang Allah. Dan akhirnya kita pun akan menatap setiap kesulitan sebagai anugerah pendewasaan iman. Dimana Allah mengajar kita untuk selalu memegang erat tangan-Nya dan hanya berharap kepada-Nya.
Jadi sekarang, pandanglah kesulitan, perjalanan penuh liku dan batu sebagai anugerah atau berkat di dalam hidup kita. Tentunya dengan taat pada panggilan Allah.
Inspirasi: Pohon yang tumbuh di tepi aliran air akan tetap tumbuh dan hijau meskipun musim kering tiba.
LPMI/ Fiktor Parantang
Recommended Posts

AMANAT AGUNG DIGENAPI
September 13, 2025

KECEWA KEMUDIAN PUTUS ASA
September 12, 2025

IBU BIJAK
September 10, 2025